Korban Tewas Ledakan di Guinea Ekuatorial Naik Jadi 31 Orang

CNN Indonesia
Selasa, 09 Mar 2021 01:30 WIB
Ilustrasi jenazah. Jumlah korban meninggal dalam ledakan di pangkalan militer di Guinea Ekuatorial bertambah menjadi 31 orang. (Istockphoto/Rich Legg)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jumlah korban meninggal dalam ledakan di pangkalan militer di Guinea Ekuatorial bertambah menjadi 31 orang.

Pemerintah setempat juga meminta bantuan kepada negara lain untuk mengirimkan tenaga dan peralatan untuk proses evakuasi korban.

Tim penyelamat masih terus mencari korban tewas dan luka yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.

Nampak kantong mayat berjejer di lokasi kejadian sebelum dibawa oleh kereta jenazah untuk diidentifikasi.

Dilansir Reuters, Selasa (9/3), Kementerian Kesehatan Guinea Ekuatorial membentuk tim khusus yang terdiri dari ahli kejiwaan dan perawat untuk menangani korban yang mengalami guncangan mental akibat kejadian itu.

"Kerusakan yang terjadi bukan hanya secara fisik tetapi juga mental," demikian isi pernyataan Kementerian Kesehatan Guinea Ekuatorial.

Insiden itu juga mengakibatkan sekitar 600 orang luka-luka.

Peristiwa itu terjadi ketika kebakaran yang terjadi di Pangkalan Militer Nkoantoma di kota pesisir, Bata, merembet sehingga memicu ledakan dinamit.

Saking keras dan kuatnya ledakan itu, hampir seluruh rumah dan bangunan di Bata hancur lebur. Kota itu dihuni oleh 250 ribu orang.

Insiden itu membuat pemerintah setempat semakin kerepotan. Sebab, kondisi di dalam negeri saat ini sedang mengalami krisis akibat pandemi virus corona dan pemasukan negara yang seret akibat anjloknya harga minyak mentah.

Guinea Ekuatorial adalah salah satu negara penghasil minyak bumi. Industri energi itu menjadi salah satu pemasukan utama negara bekas jajahan Spanyol itu.

Akan tetapi, 1.4 juta penduduk di negara itu hidup miskin.

Pemerintah Spanyol menyatakan akan mengirim bantuan untuk proses evakuasi korban ledakan itu.

"Mengenai ledakan di Bata, Spanyol akan segera mengirim bantuan kemanusiaan," kata Menteri Luar Negeri Spanyol, Arancha Gonzalez Laya, melalui Twitter.

(ayp/ayp)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK