Australia mengatakan akan tetap melanjutkan pemberian vaksin corona buatan perusahaan biofarmasi AstraZeneca di tengah munculnya laporan kasus penggumpalan darah di beberapa negara Eropa.
Pemerintah Australia mengatakan sejauh ini tidak ada bukti terkait penggumpalan darah usai pemberian vaksin AstraZeneca.
Wakil Perdana Menteri Australia Michael McCormack mengatakan pihaknya akan tetap melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca sembari memantau kasus-kasus yang ditemukan di Denmark, Norwegia, dan Islandia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan melanjutkan vaksin, kami melanjutkan peluncurannya dan tidak akan ada jeda untuk itu [pemberian vaksin]," kata McCormack kepada media di Melbourne seperti mengutip Reuters.
Kepala petugas medis Australia, Paul Kelly mengatakan sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin menyebabkan pembekuan darah.
"Kami menanggapinya dengan serius dan menyelidiki," kata Kelly dalam surelnya.
Australia telah mengantongi sekitar 54 juta dosis vaksin AstraZeneca dengan 50 juta diantaranya akan diproduksi secara lokal.
Negeri Kanguru baru memulai program vaksinasi massal dan menargetkan untuk bisa memvaksin semua orang dewasa pada akhir Oktober mendatang.
Sejauh ini hanya 150 ribu orang di Australia yang telah menerima suntikan vaksin corona. Hampir dua pekan terakhir Australia tidak mencatat adanya penularan lokal Covid-19.
Dilansir Reuters, Jumat (12/3), Denmark menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca selama 14 hari, setelah dilaporkan ada seorang perempuan berusia 60 tahun meninggal akibat penggumpalan darah setelah disuntik.
Mereka menyatakan dalam laporan hasil evaluasi penyuntikan vaksin itu ada kemungkinan terjadi efek samping sangat serius dalam penggunaan vaksin AstraZeneca.
Senada, Pemerintah Austria menghentikan sementara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca, karena tengah menyelidiki laporan kematian akibat kelainan penggumpalan darah dan emboli paru yang dialami oleh penduduk yang divaksin.
"Saat ini belum memungkinkan untuk memberikan kesimpulan apakah ada kaitannya. Kami bertindak cepat dan harus dilakukan penyelidikan menyeluruh," kata Menteri Kesehatan Denmar, Magnus Heunicke, melalui Twitter.
Islandia menyatakan menghentikan sementara program vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca sampai mendapat laporan dari Badan Pengawas Obat Eropa (EMA). Pemerintah Italia, Estonia, Lithuania, Luksemburg dan Latvia juga melakukan hal yang sama.
EMA menyatakan sampai saat ini belum menemukan kaitan antara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca dengan kasus penggumpalan darah di Austria. Menurut mereka kasus itu hanya dilaporkan terjadi pada 22 orang dari tiga juta penduduk yang disuntik sejak 9 Maret lalu.
(evn)