Brasil 4 Kali Gonta-ganti Menkes Buntut Kebijakan Pandemi

CNN Indonesia
Selasa, 16 Mar 2021 17:08 WIB
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menunjuk ahli kardiologi, dr. Marcelo Queiroga, sebagai menteri kesehatan keempat selama pandemi virus corona.
Ilustrasi tenaga medis di Brasil menangani pasien virus corona. (REUTERS/DIEGO VARA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menunjuk ahli kardiologi Marcelo Queiroga sebagai menteri kesehatan keempat yang memegang jabatan tersebut selama pandemi virus corona.

"Diputuskan sekarang pada sore hari untuk menunjuk dokter Marcelo Queiroga ke Kementerian Kesehatan. (Proses transisi) seharusnya memakan waktu satu atau dua minggu" ucap Bolsonaro dalam pertemuan singkat di Istana Kepresidenan Alvorada, Senin (15/3).

Penunjukan itu diperkirakan akan selesai pada hari ini. Bolsonaro membuat pengumuman setelah melakukan pertemuan dengan Queiroga, dan beberapa jam setelah menteri kesehatan saat ini, Eduardo Pazuello.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Percakapan (dengan Queiroga) sangat bagus. Menurut pendapat saya, dia memiliki segalanya untuk melakukan pekerjaan dengan baik, memberikan kesinambungan dalam segala hal yang dilakukan Pazuello hingga hari ini," kata Bolsonaro.

Penunjukkan Queiroga yang juga menjadi Presiden Masyarakat Kardiologi Brasil (SBC) dilakukan ketika Bolsonaro menghadapi kritik keras atas penanganan pandemi Covid-19 yang kacau dan penyangkalan terhadap parahnya krisis ini.

"Mulai sekarang kami akan menuju fase yang lebih agresif terkait perang melawan virus," kata pendukung Bolsonaro.

Sebelum meninggalkan kantor, Pazuello mengumumkan pemerintah Brasil telah membeli 100 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech, yang akan dikirim paling lambat pada September mendatang.

Dia juga menyebut sekitar 38 juta dosis vaksin sekali pakai Johnson & Johnson harus tiba pada paruh kedua tahun ini.

Penyelesaian pembelian vaksin sangat penting untuk mempercepat kampanye vaksinasi Brasil. Negeri Samba itu mengalami lonjakan kasus baru Covid-19 dan kematian sejak Februari.

Negara berpenduduk 212 juta orang itu kehilangan hampir 280 ribu penduduk karena pandemi Covid-19, nomor dua setelah Amerika Serikat.

Dua menteri kesehatan sebelum Pazuello mempertanyakan kebijakan penanganan Covid-19 yang ditetapkan Bolsonaro karena dinilai kurang mempunyai panduan ilmiah.

Pazuello yang merupakan seorang jenderal angkatan darat yang tak memiliki pengalaman medis sebelumnya, melakukan pendekatan militer untuk menyelesaikan tugasnya.

"Sesederhana itu: satu perintah dan yang lain patuh," kata Pazuello.

Ahli epidemiologi dari Universitas Brasilia, Mauro Sanche, mengatakan menteri baru akan memiliki tugas rumit untuk merencanakan "perubahan arah" dalam kebijakan kesehatan di Brasil, yang menjadi salah satu pusat pandemi global.

"Tanpa mengendalikan pandemi dan munculnya mutasi baru, Brasil dianggap sebagai ancaman," kata Sanchez kepada AFP.

Meski Queiroga adalah seorang dokter belum tentu ada jaminan kebijakannya bakal sukses.

Brasil memasuki gelombang kedua pandemi virus corona, dengan rata-rata lebih dari 1.800 kematian per hari. Pertumbuhan itu dipicu oleh jenis virus corona yang bermutasi dan lebih cepat menular.

(isa/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER