Survei: Warga Eropa Nilai Vaksin AstraZeneca Tidak Aman
Jajak pendapat yang dilakukan lembaga survei Inggris, YouGov, memaparkan sebagian besar warga di negara besar Uni Eropa termasuk Jerman, Prancis, dan Italia melihat vaksin corona AstraZeneca tidak aman.
Kepercayaan masyarakat terkait keamanan vaksin buatan perusahaan asal Inggris itu anjlok setelah beberapa kasus efek samping parah seperti pembekuan darah dialami oleh para penerimanya.
YouGov mewawancarai sekitar 2.024 warga Jerman dan sekitar 1.000 orang dewasa di negara Uni Eropa lainnya antara 12-18 Maret.
Jajak pendapat itu menemukan bahwa 55 persen warga Jerman memandang vaksin AstraZeneca tidak aman. Angka itu naik lima belas poin dalam sebulan terakhir.
Sementara itu, hanya 32 persen responden di Jerman menganggap vaksin yang kolaborasi dengan Universitas Oxford itu tetap aman.
Di Prancis, survei YouGov menunjukkan 61 persen responden menganggap AstraZeneca tidak aman. Mayoritas responden di Italia dan Spanyol juga menilai vaksin tersebut tidak aman dengan lonjakan suara hingga 27 poin dalam satu bulan.
"Setelah kekhawatiran tentang perlindungan dan potensi vaksin dikemukakan oleh para pemimpin negara Eropa, vaksin Oxford/AstraZeneca tidak diragukan lagi telah mengalami kerusakan reputasi perihal keamanan penggunaan di kawasan itu," kata jurnalis data utama di YouGov, Matt Smith, seperti dikutip AFP.
Lihat juga:PM Taiwan Disuntik Vaksin AstraZeneca |
Sementara itu, jajak pendapat juga menemukan kasus AstraZeneca tidak menimbulkan kekhawatiran serupa terhadap vaksin-vaksin lainnya seperti Pfizer dan Moderna.
Meski reputasinya telah memburuk, vaksin AstraZeneca tetap diminati di negara asalnya, Inggris. Sebanyak dua pertiga responden warga Inggris masih memandang positif dan aman vaksin tersebut.
Hanya, sembilan persen koresponden warga Inggris yang menilai vaksin AstraZeneca tidak aman.
Sejak akhir Februari, lebih dari selusin negara, termasuk Indonesia, sempat memutuskan menunda penggunaan vaksin AstraZeneca.
Sebagian besar negara yang menunda penggunaan AstraZeneca berada di Eropa. Hal itu, memicu European Medicines Agency (EMA) menunda tinjauan keamanan vaksin tersebut.
Meski begitu, EMA memutuskan bahwa AstraZeneca tetap "aman dan efektif". Hal serupa juga diutarakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menganggap manfaat vaksin tersebut lebih banyak dan signifikan daripada risikonya.
Vaksin AstraZeneca merupakan yang paling murah tersedia saat ini dibandingkan vaksin lainnya. Sebelum kasus pembekuan darah terjadi, beberapa negara sudah skeptis terkait efikasi AstraZeneca.
Afrika Selatan bahkan mengirim kembali 1 juta dosis AstraZeneca setelah peneliti menemukan vaksin itu gagal mengobati kasus ringan hingga sedang infeksi mutasi corona baru di negara itu.
Pada akhir Januari, Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan mengatakan bahwa AstraZeneca "tidak efektif untuk semua orang di atas 65 tahun".
(rds/dea)