Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, dan Presiden China, Xi Jinping, bertukar pesan terkait betapa penting relasi kedua negara. Sejumlah pengamat menganggap pesan ini memunculkan berbagai indikasi.
AP melaporkan bahwa pesan kedua pemimpin negara tersebut disampaikan saat pertemuan antara diplomat senior China, Song Tao, dan Duta Besar Korut untuk China, Ri Ryong-nam, di Beijing, pada Senin (23/3).
Kantor berita pemerintah Korut, KCNA, melaporkan bahwa dalam pertemuan itu, Ri menyampaikan pesan Kim jong-un yang menyerukan "persatuan dan kerja sama" lebih kuat dengan China untuk menghadapi tantangan musuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan laporan KCNA dan kantor berita China, Xinhua, Xi Jinping juga menggambarkan hubungan bilateral dengan Korut sebagai "aset berharga" bagi kedua negara. Pihaknya juga berjanji memberikan kontribusi demi perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
KCNA juga menyebut Jinping menyatakan komitmennya untuk memberi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di kedua negara itu.
Sejumlah analis menganggap pernyataan itu sebagai indikasi China akan memberi pasokan makanan, pupuk, dan bantuan lain yang kian tipis di Korut karena penutupan perbatasan di tengah pandemi Covid-19.
Selain itu, akhir tahun lalu, badan mata-mata Korea Selatan juga melaporkan bahwa volume perdagangan Korut dan China merosot 75 persen pada 10 bulan pertama 2020.
Penurunan itu menyebabkan pabrik-pabrik di Korut kekurangan bahan mentah. Alhasil, harga-harga makanan impor, seperti gula dan bumbu lainnya, meningkat empat kali lipat.
Saling tukar pesan ini juga terjadi tak lama setelah Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Anthony Blinken, melawat Jepang dan Korea Selatan untuk membahas isu Korut dan China.
Selama kunjungannya ke Seoul, Blinken dengan tegas mengkritik ambisi Korea Utara soal nuklir dan pelanggaran hak asasi manusia di negara itu.
Ia juga mendesak China agar menggunakan pengaruhnya untuk meyakinkan Korea Utara agar melakukan denuklirisasi.
(isa/has)