Varian Baru Mutasi Ganda Virus Corona Ditemukan di India
India mendeteksi varian mutasi ganda virus corona dalam 206 sampel di Maharashtra. Negara bagian itu merupakan wilayah paling terpapar parah corona.
Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Nasional India, Sujeet Kumar Singh pada Rabu (24/3) mengatakan, varian baru juga terdeteksi dalam sembilan sampel di ibu kota New Delhi.
Sekitar 20 persen sampel yang mengandung varian baru di Maharashtra ditemukan di kota Nagpur, pusat komersial dan logistik utama.
Ahli epidemiologi Ramanan Laxminarayan menyebut istilah mutasi ganda mengacu pada varian baru yang memiliki karakteristik dari dua varian yang sudah diidentifikasi.
"Mutasi ganda bukanlah istilah ilmiah. Itu hanya mutasi lain yang tampak unik di India," ujar Pendiri Pusat Dinamika Penyakit, Ekonomi dan Kebijakan di New Delhi itu.
"Apakah ada alasan untuk mengkhawatirkan varian khusus ini? Belum, karena kami tidak punya bukti bahwa varian ini lebih menular atau lebih mematikan dari yang sudah kami miliki," ujarnya.
India melaporkan varian virus corona baru muncul saat kematian harian mencapai angka tertinggi tahun ini. Per Rabu (23/4) sebanyak 251 kematian baru, sehingga total kematian menjadi 160.692. Sementara kasus bertambah 53.476 kasus.
Namun, salah satu pejabat kesehatan mengatakan varian baru itu belum terdeteksi dalam jumlah yang cukup besar untuk mengaitkan dengan lonjakan kasus di India.
Untuk menekan lonjakan kasus, beberapa negara bagian mengumumkan larangan pertemuan besar menjelang festival Hindu Holi akhir pekan ini.
Pemerintah federal juga mengumumkan perluasan kampanye vaksinasi nasional untuk memasukkan semua orang yang berusia di atas 45 tahun mulai April.
India, sejauh ini menggunakan vaksin AstraZenenca dan vaksin lokal dari Bharat Biotech yang diklaim efektif melawan varian virus yang pertama kali diidentifikasi di Inggris dan Brasil.
Pada pertengahan Maret, India memulai program vaksinasi Covid-19 terbesar di dunia.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, meluncurkan langsung program tersebut melalui acara virtual.
Di hari pertama, 300 ribu orang akan menerima vaksin perdana dari dua dosis yang nantinya bakal diberikan.
Negara dengan populasi terbesar kedua di dunia ini akan menyuntikkan vaksin kepada 300 juta orang dari total 1,3 miliar warga pada Juli mendatang.
Namun, AFP melaporkan bahwa program ini sangat riskan bagi India sebagai negara berkembang yang memiliki sistem transportasi dan jaringan lemah. Tak hanya infrastruktur logistik, sistem kesehatan India juga merupakan salah satu yang terlemah di dunia.
India tercatat memiliki 11,8 juta kasus Covid-19, angka tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil.
(isa/dea)