Biden Anggap Putin dan Xi Jinping Sama-sama Diktator

CNN Indonesia
Jumat, 26 Mar 2021 13:38 WIB
Presiden AS, Joe Biden, menganggap Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai pemimpin diktator.
Ilustrasi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (AP/Andrew Harnik)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menganggap Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai pemimpin diktator.

Pernyataan itu diutarakan Biden dalam jumpa pers di Gedung Putih, Washington D.C., yang berlangsung selama lebih dari satu jam pada Kamis (25/3).

Di tengah hubungan AS-China terus merenggang dalam beberapa tahun terakhir, Biden menganggap Xi Jinping dan Putin sebagai pemimpin yang sama-sama mendukung autokrasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia (Xi) salah satu orang, seperti Putin, yang berpikir bahwa autokrasi adalah masa depan, dan demokrasi tidak dapat berjalan di dunia yang kompleks," kata Biden tentang Xi.

"Dia tidak memiliki rasa demokrasi, tetapi dia pria yang cerdas dan pintar," paparnya menambahkan.

Meski begitu, Biden mengatakan AS tidak ingin berkonfrontasi dengan China mengenai masalah perang tarif perdagangan, demokrasi di Hong Kong, perlakukan terhadap etnis minoritas Uighur, hingga militer yang dinilai agresif.

Biden mengatakan dia akan mendesak Xi "bermain dengan aturan internasional, persaingan yang adil, praktik yang adil, dan perdagangan yang adil."

Selain soal China, Biden juga bicara soal Korut dalam jumpa pers itu setelah Pyongyang melakukan lagi-lagi uji coba rudal balistik yang pertama sejak setahun terakhir.

"Jika mereka memilih untuk eskalasi, kami akan meresponnya," kata Biden ketika ditanya terkait uji coba rudal Korut kemarin seperti dikutip AFP.

Biden juga turut membahas masalah vaksinasi virus corona di AS dan masalah gelombang arus imigran ke AS yang meningkat tak lama setelah ia melonggarkan aturan imigrasi yang diterapkan pendahulunya, Presiden Donald Trump.

Terkait vaksinasi, Biden mengatakan berhasil memenuhi janji kampanyenya yakni memberikan 100 juta suntikan vaksinasi dalam 100 hari pertamanya sebagai presiden. Ia bahkan menuturkan janji itu ia penuhi 42 hari lebih cepat dari rencana.

"Saya tahu itu rencana ambisius, dua kali lipat dari tujuan awal kami. Tidak ada negara lain di dunia yang bisa mendekati target itu," kata presiden dari Partai Demokrat tersebut.

(rds/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER