Setelah berbagai upaya berujung kematian demonstran, kini pengunjuk rasa anti-kudeta Myanmar menggencarkan "serangan sampah" untuk melawan junta militer.
Melalui jejaring sosial, para aktivis mengajak masyarakat membuang sampah di persimpangan-persimpangan jalan penting di Kota Yangon pada Selasa (30/3).
"Serangan sampah ini merupakan serangan untuk melawan junta. Semua orang boleh ikut serta," demikian tulisan di poster yang tersebar di media sosial, seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jagat maya Myanmar pun diramaikan dengan foto-foto tumpukan sampah yang sengaja dibuang di berbagai jalan kota.
Para aktivis menggencarkan gerakan ini setelah pihak berwenang meminta masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya melalui pengumuman menggunakan pengeras suara.
Serangan sampah ini merupakan taktik teranyar demonstran dalam menunjukkan perlawanan terhadap junta militer yang sudah mengudeta pemerintahan sipil Myanmmar sejak 1 Februari lalu.
Sejak insiden tersebut, warga Myanmar terus turun ke jalan untuk memprotes kudeta militer. Protes tersebut kerap kali berujung bentrokan dengan aparat hingga merenggut nyawa demonstran.
Berdasarkan data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), hingga kini setidaknya 500 orang tewas akibat bentrokan dengan aparat Myanmar.
Di tengah peningkatan ketegangan ini, milisi-milisi bersenjata di perbatasan Myanmar mulai bergerak.
Militer pun tak tinggal diam. Pada awal pekan ini, mereka menggempur milisi di daerah perbatasan Myanmar dengan Thailand.
Serangan yang menewaskan tiga orang ini memaksa sekitar 3.000 warga di perbatasan tersebut kabur ke Thailand.
(has)