Kisah ART di Hong Kong, Dipecat Majikan usai Divonis Kanker

CNN Indonesia
Rabu, 31 Mar 2021 20:53 WIB
Perempuan Filipina yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Hong Kong dipecat majikan sesaat setelah mengaku didiagnosa kanker.
Ilustrasi jenazah. (Istockphoto/Katarzyna Bialasiewicz)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang perempuan Filipina yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Hong Kong dipecat majikan sesaat setelah mengaku didiagnosa mengidap kanker serviks stadium tiga.

Perempuan itu bernama Baby Jane Allas (40). Dia dikabarkan meninggal dunia pada akhir pekan lalu setelah berjuang melawan kanker selama dua tahun terakhir.

Dokter menyimpulkan Baby Jane menderita kanker serviks stadium tiga sejak dua tahun lalu. Setelah memberitahu kondisinya kepada majikan, Baby Jane langsung dipecat dengan alasan kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemecatan itu membuat ibu tunggal dari lima anak tersebut langsung kehilangan akses terhadap perawatan kesehatan lantaran visa kerjanya hangus. Baby Jane pun harus secara teratur mengajukan permohonan perpanjangan visa sambil berjuang melawan kanker.

Selama ini, Baby Jane berhasil melawan kankernya dan mendapat perawatan dari dana yang dikumpulkan para relawan dan kerabat.

Namun, kerabat Baby Jane menuturkan perempuan 40 tahun itu meninggal dunia pada Sabtu (27/3) karena komplikasi yang berkaitan dengan infeksi ginjal.

"Baby Jane meninggal secara tiba-tiba akhir pekan lalu di rumahnya di Filipina," kata Jessica Cutrera, seorang warga Amerika Serikat yang selama ini memimpin kampanye penggalangan dana dan merawat Baby Jane di Hong Kong, kepada AFP.

"Kami semua sangat terpukul oleh ini, terutama karena dia berhasil berjuang melawan kanker. Dia tinggal bersama kami selama hampir setahun selama perjuangan dan pengobatannya dan kami sedih mendengar berita itu," ujarnya.

Baby Jane mendapat ganti rugi sebesar US$3.860 dari mantan majikannya yang merupakan keluarga elite asal Pakistan di Hong Kong. Ganti rugi itu diberikan kepada Baby Jane sebagai tunjangan sakit, biaya pengobatan, dan gaji.

Baby Jane kembali ke Filipina pada 2020 lalu meski masih berharap masih bisa bekerja di Hong Kong.

Cutrera selama ini juga merekrut adik Baby Jane sebagai ART-nya. Ia berharap masih bisa melanjutkan kasus diskriminasi terhadap Baby Jane dan menuntut sang majikan "demi memperjuangkan haknya."

"Adik Baby Jane sudah terbang kembali ke Hong Kong untuk bekerja bersama kami dan kami sekarang berfokus untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan anak-anak (Baby Jane) yang masih hidup," ucap Cutrera.

Kisah Baby Jane dinilai sedikit banyak menggambarkan nasib para pekerja domestik berupah rendah di Hong Kong.

Hampir 37 ribu orang di Hong Kong bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Sebagian besar ART di Hong Kong merupakan pekerja migran dari Filipina dan Indonesia.

Banyak dari mereka bekerja dengan gaji di bawah standar minimum dan hidup dalam kondisi suram lantaran harus mengirimkan sebagian besar pemasukannya ke kampung halaman.

Namun, pemerintah Hong Kong membela bahwa sistem imigrasi dan pekerja migran sangat adil. Pihak berwenang menuturkan aturan selama ini berhasil menekan pelanggaran yang terjadi terkait pekerja migran.

Di sisi lain, kelompok hak asasi manusia menganggap tak sedikit pekerja migran yang bekerja sebagai ART menerima eksploitasi. Undang-Undang yang ada juga tidak cukup melindungi hak para pekerja migran di Hong Kong.

Hong Kong menjadi salah satu wilayah yang masuk dalam daftar pemerintah Amerika Serikat terkait kerawanan perdagangan manusia dan eksploitasi.

(rds/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER