Pangeran Yordania Hamzah bin Hussein berjanji akan setia kepada Raja Abdullah II setelah dia menjadi tahanan rumah.
Mantan putra mahkota itu menyatakan janji setia setelah dilakukan mediasi oleh keluarga kerajaan.
Pemerintah menuduh Hamzah yang juga saudara tiri Raja Abdullah II itu melakukan plot jahat dan terlibat dalam konspirasi menghasut untuk mengacaukan keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pangeran berusia 41 tahun itu berjanji akan mendukung Raja Abdullah.
"Saya akan tetap setia pada warisan leluhur saya, berjalan di jalan mereka, setia pada mereka, pesan mereka dan kepada Yang Mulia," kata Hamzah dalam surat yang ditandatangani, Senin (5/4) seperti dikutip dari AFP.
"Saya akan selalu siap membantu dan mendukung Yang Mulia Raja dan Putra Mahkota," tulisnya.
Pernyataan damai Hamzah datang tak lama setelah Istana mengatakan Abdullah setuju melakukan mediasi "untuk menangani pertanyaan Pangeran Hamzah dalam kerangka keluarga (penguasa) Hashemite". Sang paman, Pangeran Hassan bertindak sebagai mediator.
Hamzah yang ditahan bersama 16 orang lainnya, sempat melontarkan narasi menantang kerajaan.
Dia mengaku ditempatkan di tahanan rumah di Istana di Amman. Dia diminta militer tidak keluar rumah dan tidak berkomunikasi dengan orang lain. Hamzah bahkan menegaskan tidak akan mematuhi perintah itu.
Hamzah kehilangan gelar putra mahkota setelah dicabut oleh Abdullah pada 2004. Dia menuduh para pemimpin Yordania korupsi dan tidak mampu menjalankan pemerintahan sehingga menyebabkan kehancuran.
Para pejabat Yordania pada Minggu (4/4) mengumumkan bahwa Pangeran Hamzah telah berhubungan dengan orang-orang yang memiliki kontak dengan pihak asing dalam rencana mengguncang Yordania. Namun Hamzah sendiri membantah melakukan konspirasi.
(dea)