Erdogan Tuduh 104 Pensiunan Jenderal Ingin Lakukan Kudeta

CNN Indonesia
Selasa, 06 Apr 2021 14:04 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh 104 pensiunan jenderal ingin melakukan kudeta.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AFP PHOTO / ADEM ALTAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh 104 pensiunan jenderal ingin melakukan kudeta.

Erdogan menganggap kritik pensiunan jenderal Angkatan Laut atas rencananya membangun kanal baru yang menghubungkan Laut Hitam ke Mediterania sebagai isyarat untuk menggulingkan.

"Tugas pensiunan laksamana tidak menerbitkan pernyataan tentang debat politik yang mengisyaratkan kudeta," kata Erdogan, Senin (5/4) seperti dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jaksa Turki menahan 10 laksamana pada hari Senin dan memerintahkan empat orang lainnya untuk menyerahkan diri setelah mereka menerbitkan surat terbuka yang mengkritik usulan Kanal Istanbul.

"Di negara yang masa lalunya penuh dengan kudeta, upaya (lain) oleh sekelompok pensiunan laksamana tidak akan pernah bisa diterima," ucap Erdogan.

Para pejabat bulan lalu menyetujui proyek untuk mengembangkan jalur pelayaran baru sepanjang 45 kilometer, sereprti Terusan Panama atau Suez. Tetapi hal itu telah menimbulkan pertanyaan mengenai komitmen Turki terhadap Konvensi Montreux.

Pakta 1936 ini mengatur penggunaan selat oleh kapal militer dari negara non-Laut Hitam. Konvensi Montreux 1936 memastikan perjalanan bebas kapal sipil melalui selat Bosphorus dan Dardanelles di masa damai dan perang.

Para pensiunan laksamana khawatir pembangunan kanal baru akan mengakibatkan Turki meninggalkan perjanjian 1936, membuat marah Rusia dan kehilangan netralitasnya di wilayah yang bergejolak.

Namun Erdogan menegaskan itu sepenuhnya salah.

Menurut dia, kanal yang diusulkan justri akan memperkuat kedaulatan Turki, mengisyaratkan bahwa Turki dapat menarik diri dari pakta tersebut di kemudian hari.

"Kami tidak memiliki niat untuk mundur dari Montreux sekarang," kata Erdogan dalam sambutan yang disiarkan televisi.

"Tetapi jika diperlukan di masa depan, kami dapat merevisi setiap konvensi untuk membantu negara kami menjadi lebih baik."

Di Turki, kudeta memang menjadi topik sensitif sejak militer melancarkan tiga kudeta antara tahun 1960 dan 1980.

Pada 2016, dilaporkan ada upaya penggulingan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Lalu, pemerintah Turki menuduh kudeta itu digerakkan oleh kelompok yang loyal pada ulama terkenal Fethullah Gulen, yang bermukim di Amerika Serikat.

(dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER