Presiden Mozambik Filipe Nyusi mengatakan militer telah berhasil mengusir kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS keluar dari Kota Palma.
Dalam pernyataan publik perdananya terkait serangan ISIS di Palma pada Rabu (7/4), Nyusi mengatakan "teroris telah dikejar keluar Palma."
Namun, ia mengatakan "kami tidak menyatakan kemenangan karena kami memerangi terorisme."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:ISIS Klaim Rebut Kota Palma di Mozambik |
Nyusi mengatakan pemerintahnya telah meminta bantuan terkait gempuran ISIS yang dikabarkan sempat menduduki Kota Palma pada Maret lalu.
Serangan ISIS ke Palma itu dikabarkan menewaskan puluhan orang dan membuat ribuan warga mengungsi keluar kota di utara Mozambik itu.
"Pemerintah telah menyatakan kebutuhannya kepada komunitas internasional untuk menangani terorisme. Dukungan internasional ini sedang dievaluasi," kata Nyusi seperti dikutip AFP.
"Bantuan yang datang dari luar tidak akan datang menggantikan kita. Mereka akan datang untuk mendukung kita. Ini bukan tentang kesombongan belaka. Ini tentang rasa kedaulatan," ujarnya menambahkan.
Kelompok militan berafiliasi dengan ISIS merebut Kota Palma setelah serangan terkoordinasi yang berlangsung pada 24 Maret lalu.
Para teroris merusak rumah sakit, membakar kantor pemerintah hingga bank. Sejumlah gambar yang disiarkan setelah serangan terjadi memperlihatkan militer Mozambik menjaga jalan-jalan kota Palma dan beberapa penduduk yang masih berada di wilayah itu mencari barang yang masih bisa diselamatkan dari puing-puing bangunan yang terbakar.
Menurut pihak berwenang Mozambik serangan ISIS itu menewaskan puluhan orang meski tidak mengetahui jumlah pastinya. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menuturkan lebih dari 11 ribu warga terpaksa melarikan diri keluar Palma, kota pesisir yang dekat dengan proyek gas alam (LNG) bernilai miliaran dolar.
Ratusan warga Mozambik juga dikabarkan melarikan diri ke negara tetangga, Tanzania, dan sebagian dari mereka telah dipulangkan secara paksa menurut UNHCR.
Serangan ISIS ke Kota Palma ini merupakan yang terbaru setelah lebih dari 830 serangan teroris menargetkan Cabo Delgado, Mozambik, sejak 2017.
Dalam pidatonya, Nyusi menawarkan amnesti bagi setiap warganya yang telah bergabung dan membantu serangan teroris ISIS.
"Kepada mereka yang tersesat dan berakhir di pihak teroris, kami meminta mereka kembali. Kami siap menerima Anda dan menyatukan Anda kembali ke dalam masyarakat," kata dia.
(rds/dea)