7 Negara Kaya Bersatu Bahas Aksi Hadapi Ancaman Rusia-China

CNN Indonesia
Selasa, 04 Mei 2021 15:37 WIB
Tujuh negara perekonomian terbesar di dunia (G7) berencana membahas strategi menghadapi ancaman China dan Rusia. (AFP/Ben Stansall)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tujuh negara dengan perekonomian terbesar di dunia (G7) berencana membahas strategi menghadapi ancaman China dan Rusia dalam pertemuan puncak pada Juni mendatang.

Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan bahwa negaranya sebagai tuan rumah pertemuan akan terlebih dulu menggelar rapat para menlu negara anggota G7 pada Selasa (4/5) untuk membahas persiapan pertemuan puncak.

Dalam pertemuan para menlu itu, kata Raab, Inggris akan memimpin pembicaraan terkait ancaman terhadap demokrasi, kebebasan, dan penegakan hak asasi manusia dari berbagai pihak.

"Keketuaan Inggris di G7 ini merupakan kesempatan untuk menyatukan masyarakat yang terbuka dan demokratis dan di saat bersamaan menunjukkan persatuan di waktu yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan bersama sementara ancaman terus meningkat," kata Raab.

Sebagaimana dilansir Reuters, ini merupakan pertemuan tatap muka pertama negara G7 sejak dua tahun terakhir.

Inggris menganggap pertemuan ini bisa memperkuat dukungan terhadap sistem global berbasis aturan di tengah pengaruh ekonomi China dan aktivitas Rusia yang merugikan.

Usai bertemu Raab, Menlu AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa saat ini ada urgensi untuk membentuk aliansi global bagi negara yang mencintai kebebasan.

Pernyataan itu dianggap sejumlah pihak menyindir China yang kerap membatasi kebebasan.

Rapat menlu G7 kali ini juga akan fokus membahas militerisasi Rusia di perbatasan Ukraina hingga pemenjaraan kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny.

Raab berharap G7 bisa mempertimbangkan pembentukan unit bersama untuk mengatasi disinformasi dan propaganda Rusia.

G7 atau Group of Seven merupakan forum tujuh negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Anggota G7 terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.Negara anggota G7 mewakili 58 persen dari total kekayaan dunia dan 46 persen dari GDP global.

Selain anggota G7, Inggris juga mengundang menlu Australia, Afrika Selatan, India, dan Korea Selatan, dalam pertemuan kali ini.

Tak hanya soal ancaman Rusia-China, pertemuan Menlu G7 hari ini dikabarkan akan turut membahas situasi di Myanmar pasca-kudeta 1 Februari lalu.

Para anggota G7 dikabarkan akan membahas langkah-langkah yang memungkinkan untuk meningkatkan tekanan dan perluasan sanksi demi menekan junta militer Myanmar.

(rds/has)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK