Yordania mengecam Israel atas serangan terhadap warga Palestina di masjid Al Aqsa. Yordania menyebut tindakan Israel sebagai serangan barbar.
Mereka menyerukan kalangan internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel.
Yordania yang memiliki hak kelola atas situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, mengatakan Israel harus menghormati jemaah dan hukum internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketegangan di Yerusalem Timur telah meluas menjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar al Aqsa, pada pekan terakhir bulan Ramadan.
"Apa yang dilakukan oleh polisi dan pasukan khusus Israel, dari pelanggaran terhadap masjid hingga serangan terhadap jemaah, adalah (perilaku) barbar yang ditolak dan dikutuk," kata pemerintah Yordania dalam sebuah pernyataan, Minggu (9/5) seperti dikutip dari Reuters.
Raja Abdullah menyerukan Israel untuk mengakhiri 'provokasi berbahaya".
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengaku akan melakukan yang terbaik untuk melindungi hak-hak warga Palestina dari klaim kepemilikan oleh pemukim Yahudi.
Yordania sendiri kehilangan Yerusalem Timur dan Tepi Barat dalam perang Arab-Israel tahun 1967.
"Israel sebagai pasukan pendudukan memikul tanggung jawab untuk melindungi hak-hak warga Palestina di rumah mereka," kata Safadi.
Yordania sebelumnya telah memberi akta tanah kepada warga Palestina di Sheikh Jarrah untuk membuktikan klaim pemukim Israel atas wilayah itu tidak berdasar.
"Penggusuran warga Palestina di Syekh Jarrah dari rumah mereka adalah kejahatan perang," kata Safadi.
Warga Palestina di Yerusalem kembali terlibat bentrokan dengan aparat keamanan Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Sabtu (8/5).
Bentrokan yang terjadi pada Sabtu malam hari waktu setempat adalah lanjutan dari peristiwa pada Jumat lalu.
Bentrokan pada kemarin malam terjadi setelah aparat keamanan Israel menutup jalan menuju masjid Al-Aqsa. Hal itu menyebabkan warga Palestina tidak bisa melakukan iktikaf di Masjid Al-Aqsa pada sepuluh malam terakhir Ramadan.
Warga Arab Muslim Palestina menyatakan aparat Israel menghalangi hak mereka untuk beribadah. Sedangkan Kepolisian Israel menyatakan aksi mereka dilakukan untuk menjaga keamanan.
Aparat Israel memutuskan membubarkan jema
ah yang hendak iktikaf di Masjid Al-Aqsa.
Pasukan polisi Israel dilaporkan menembakkan peluru karet hingga granat kejut ke arah para pemuda Palestina yang melempar batu ke aparat.
Polisi juga menggunakan meriam air yang dipasang pada sejumlah kendaraan lapis baja demi membubarkan massa.
Ratusan warga Palestina dilaporkan terluka dalam bentrokan tersebut.
(dea)