Cerita WNI Terjebak Lockdown India di Hari Lebaran

CNN Indonesia
Kamis, 13 Mei 2021 13:30 WIB
Seorang WNI, Anggy Eka Pratiwi, yang berkuliah di India terjebak lockdown akibat lonjakan infeksi virus corona.
Selama dua pekan terakhir, India diterpa oleh gelombang baru lonjakan corona. (AP/Rajesh Kumar Singh)

Menurut mahasiswi jurusan teknik itu, sejauh ini dia bisa merasakan dan melihat langsung bagaimana warga India, terutama di lingkungan kampusnya, menggunakan teknologi untuk menerapkan protokol kesehatan dengan lebih efektif lagi.

Anggy menuturkan IITJ memiliki aplikasi khusus yang dapat melacak pergerakan para pengguna dan melacak orang-orang yang berada di dekat kita.

"Jadi setiap masuk ke gedung harus pindai (scan) barcode baru boleh masuk sehingga pergerakan kita diketahui dan aplikasi ini bisa melacak dan merekam orang-orang di dekat kita sesama pengguna aplikasi. Jadi semisal saya kena Covid-19, siapa saja yang kontak saya pasti ada datanya. Jadi akan dengan mudah langsung mereka isolasi diri," kata Anggy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari kecanggihan teknologi tersebut, Anggy masih khawatir lantaran tingkat ketaatan protokol kesehatan warga India cukup rendah. Menurutnya, masih banyak sekali warga bahkan mahasiswa di kampusnya yang tak mengindahkan prokes seperti tidak menggunakan masker atau berkerumun.

Meski begitu, sejak mahasiswa banyak yang tertular corona, Anggy menuturkan kampusnya kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring. Ia menyebutkan tidak ada dosen yang datang ke kampus dan kegiatan perkuliahan juga ditutup.

Akibat buruknya situasi, Anggy pun terpaksa menghabiskan sisa bulan Ramadan hingga hari raya Idul Fitri di asramanya sendiri.

Anggy mengaku merasa tidak aman jika harus bepergian ke luar sebab ia menganggap ketaatan warga India terhadap protokol kesehatan memang lebih buruk dari warga Indonesia.

"Saya juga tidak bisa dan tidak mau keluar dari area kampus, tidak memungkinkan saya pergi ke tempat teman-teman terdekat karena kita semua harus waspada. Jadi mungkin saya hanya akan menghabiskan waktu Lebaran di asrama bersama dengan teman-teman di sini, itu pun dengan protkes," kata Anggy.

Anggy berharap warga di Indonesia bisa lebih patuh terhadap protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah, terutama di masa libur lebaran kali ini, agar situasi pandemi corona di Tanah Air tidak menjadi separah seperti India.

Sebab, selain karena varian virus corona baru yang terdeteksi lebih menular, lonjakan kasus Covid-19 di India terjadi akibat upacara adat yang berlangsung sekitar akhir Maret lalu.

Saat itu, puluhan ribu orang memadati sejumlah sungai di India untuk merayakan ritual mandi di sungai alias Kumbh Mela.

Lebih dari seribu orang di India dinyatakan positif Covid-19 setelah perayaan ritual tersebut. Pemerintah setempat menuturkan Kumb Mela menjadi salah satu penyumbang terbanyak kasus positif Covid-19 di India saat ini.

(rds/ayp)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER