Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Senin (17/5) kemarin. Mulai dari Israel terus bombardir Jalur Gaza sampai Palestina minta dukungan Indonesia. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
Kedutaan Besar Palestina di Jakarta meminta dukungan kepada pemerintah Indonesia untuk mengakhiri kejahatan yang dilakukan Israel. Permintaan itu disampaikan dalam rilis peringatan hari Nakba yang jatuh setiap tanggal 15 Mei.
Hari Nakba merupakan peringatan bangsa Palestina diusir dari tanahnya sendiri oleh Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memohon kepada pemerintah Indonesia dan semua pendukung Palestina merdeka di negara ini, untuk campur tangan dan mengaktifkan mekanisme hukum internasional dan hukum humaniter internasional, untuk meminta pertanggungjawaban pendudukan Israel atas pelanggaran terus menerus terhadap warga sipil Palestina," katanya dalam pernyataan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (17/5).
Komunitas internasional, lanjut pernyataan itu, harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu menghentikan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.
Israel kembali menggelar serangan udara ke sejumlah titik di Jalur Gaza, Palestina, pada Senin (17/5) subuh waktu setempat.
Hal itu terjadi setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan pidato yang menyatakan mereka kemungkinan akan kembali terlibat peperangan besar dengan kelompok milisi Hamas, Brigade Izzudin Al-Qassam, untuk yang keempat kali.
Dilansir Associated Press, suara ledakan terdengar di kawasan utara Jalur Gaza selama sekitar sepuluh menit pada subuh. Menurut laporan jurnalis Gaza, serangan Israel menargetkan sejumlah jalan di kawasan pesisir dan bangunan yang diduga menjadi posko kegiatan Hamas.
Selain itu, beberapa rudal yang dilepaskan jet tempur Israel mendarat di tanah kosong yang diduga di bawahnya terdapat terowongan yang dibangun milisi Hamas. Serangan Israel juga merusak gardu induk yang memasok jaringan listrik ke wilayah selatan Jalur Gaza.
Angkatan Bersenjata Israel menyatakan mereka hanya melumpuhkan terowongan yang dibangun oleh Hamas yang diklaim melewati bagian bawah sejumlah bangunan warga sipil di Jalur Gaza.
Sebuah hasil studi di Inggris memperlihatkan terapi plasma darah untuk pemulihan pasien infeksi virus corona (Covid-19) tidak efektif.
Uji coba itu berlangsung di 177 rumah sakit yang dikelola Badan Jaminan Kesehatan (NHS) di seluruh Inggris, dengan melibatkan 11.558 pasien yang memenuhi syarat sebagai penerima penyembuhan melalui metode plasma darah.
Studi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dan tingkat efikasi terapi plasma darah yang mengandung antibodi SARS-CoV-2 pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Menurut paparan hasil studi itu, dari rentang waktu 28 Mei 2020 sampai 15 Januari 2021 ada sebanyak 11.558, atau sekitar 71 persen, dari 16.287 pasien yang terdaftar dalam pemulihan itu memenuhi syarat untuk menerima terapi pemulihan dengan plasma darah. Mereka menjalani terapi itu dalam kelompok plasma penyembuhan atau kelompok perawatan biasa.
Berdasarkan hasil penelitian itu, angka risiko kematian pasien Covid-19 yang menjalani terapi plasma darah tak berbeda dari pasien biasa.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam angka risiko kematian pasien corona dari pengamatan yang dilakukan dalam rentang 28 hari. Angka rasionya 0.95.
Dalam hasil studi itu, angka kematian pasien terapi plasma darah mencapai 1.399 orang, atau 24 persen dari 5.795 pasien.
Sementara jumlah kematian pasien yang tidak menjalani terapi plasma darah mencapai 1.408 orang, atau sekitar 24 persen dari 5.763 pasien.
(ayp/ayp)