Cerita WNI dari Gaza hingga Upaya Gencatan Hamas-Israel
Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Rabu (19/5) kemarin. Mulai dari penuturan WNI soal kondisi Jalur Gaza, Palestina hingga upaya gencatan senjata Hamas dan Israel. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
1. Kisah WNI di Gaza: Mencekam, Tiap Tempat Bisa Kena Bom Israel
Suasana di Jalur Gaza, Palestina, mencekam selama Israel meningkatkan serangan udara sepekan belakangan. Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Jalur Gaza, Muhammad Husein, mengatakan bahwa tak ada tempat yang aman dari serangan Israel di sana.
"Masih mencekam, ya. Masih genting. Masih serangan di mana-mana ini," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (19/5).
Serangan Israel membuat warga di Jalur Gaza tak berani keluar di malam hari. Selain karena ada jam malam, jika keluar barang dua, tiga, atau empat langkah, nyawa mereka pun terancam.
Pasar hingga pertokoan yang besar juga tutup. Hanya ada warung-warung kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Selain itu, transportasi publik juga tak beroperasi. Menurut Husein, kendaraan yang bisa digunakan dan aman adalah ambulans.
2. Gencatan Senjata Israel-Hamas Belum Tercapai
Israel masih mempertimbangkan waktu yang tepat untuk melakukan gencatan senjata dengan kelompok-kelompok di Jalur Gaza, Palestina.
"Kami masih memantau kapan waktu yang tepat untuk gencatan senjata," ujar seorang sumber militer Israel kepada AFP, Rabu (19/5).
Sumber itu mengatakan bahwa salah satu pertimbangan mereka saat ini adalah kapasitas tempur Hamas sudah menurun sesuai yang mereka inginkan atau belum.
"Pertanyaannya adalah apakah Hamas sudah memahami pesan bahwa serangan roket mereka ke Israel tak boleh lagi ada," ucap sumber itu.
Pejabat Senior Hamas, Moussa Abu Marzouk mengharapkan gencatan senjata dengan Israel dapat dilakukan dalam satu atau dua hari ke depan.
Seroang pejabat senior Hamas dikuti dari Reuters, mengatakan bahwa kelompoknya berharap tentara Israel dan pasukan militan di Gaza mencapai gencatan senjata. Dengan begitu dalam satu atau dua hari ini maka kekerasan lintas perbatasan sepanjang 10 hari terakhir bakal berakhir.
3. Perusahaan Trump Diusut Terkait Delik Pidana
Kejaksaan New York, Amerika Serikat, menyatakan tengah mengusut dugaan kejahatan pidana terhadap grup usaha Trump Organization milik mantan presiden Donald Trump.
Kepala Kejaksaan New York yang juga politikus Partai Demokrat, Letitia James, memimpin penyelidikan pidana terpisah mengenai apakah perusahaan Trump sengaja memanipulasi laporan nilai properti untuk mendapatkan pinjaman dan mendapatkan keuntungan ekonomi serta pajak.
Jaksa Wilayah Distrik Manhattan, Cyrus Vance telah menyelidiki urusan bisnis Trump selama lebih dari dua tahun.
(ayp/ayp)