Indonesia menuntut Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera membentuk pengaturan baru yang lebih konkret agar dapat menghentikan kekerasan di Jalur Gaza, Palestina, secara permanen.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan menyampaikan langsung desakan itu dalam debat Majelis Umum PBB soal Palestina pada Kamis (20/5) pagi waktu New York, Amerika Serikat.
"Sudah saatnya Majelis Umum PBB berpikir untuk membuat suatu mekanisme atau pengaturan yang memungkinkan kekerasan di Gaza ini berhenti, tidak sementara tetapi sekalian menyelesaikan masalahnya," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI, Febrian Ruddyard, dalam jumpa pers virtual pada Rabu (19/5) malam waktu New York.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Febrian, bentrokan di Jalur Gaza sudah berkali-kali terjadi dan hilang timbul.
"Pada 2019 saja dua kali terjadi. Tahun ini, 2021, sebelum bentrokan ini ada sekali pada April lalu. Ada bentrokan terus hilang dan ada lagi. Ini tidak akan bisa bertahan tanpa suatu pengaturan yang bisa buat kekerasan di sana berhenti secara sustainable," kata Febrian.
Selain itu, Febrian juga mengatakan bahwa Retno akan fokus mendesak agar kekerasan di Jalur Gaza segera dihentikan dalam rapat tersebut.
"Yang jelas kami mendesak harus ada gencatan senjata segera dan kekerasan dihentikan. Kami sangat prihatin dengan kekerasan terhadap warga sipil di sana dan ini tidak bisa menunggu. Yang namanya serangan-serangan itu harus berhenti segera," ucap Febrian.
Menlu Retno sendiri sudah tiba di markas PBB di New York. Selain mengikuti debat Majelis Umum PBB mengenai Israel dan Palestina, ia juga akan menghadiri sejumlah rapat.
Berdasarkan informasi dari Perwakilan Tinggi RI di New York, Retno akan mengikuti rapat Majelis Umum PBB yang akan digelar pada Kamis pukul 10.00 waktu setempat.
Selain Majelis Umum, Dewan Keamanan PBB juga sudah menggelar beberapa rapat untuk membahas situasi di Israel dan Palestina.
Namun dalam pertemuan-pertemuan itu, DK PBB tak dapat mengadopsi deklarasi sederhana mengenai konflik Israel dan Palestina.
Sebagai sekutu Israel, Amerika Serikat menolak tiga usulan pernyataan seruan penghentian pertempuran yang disusun oleh China, Norwegia, dan Tunisia.
Sementara itu, hingga saat ini, Israel dan sejumlah kelompok di Jalur Gaza masih terus saling serang. Pertempuran ini sudah menewaskan 228 orang di Jalur Gaza dan 12 orang di Israel.
(rds/has)