Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuturkan militernya terpaksa memukul mundur sekitar 40 personel tentara Armenia lantaran menerobos wilayahnya di Azeri pada Selasa (1/6) malam.
Bentrokan antara militer di perbatasan ini merupakan yang terbaru setelah kedua negara bulan lalu kembali saling menuduh bahwa masing-masing telah mengerahkan pasukan melintasi perbatasan.
"Sebagai akibat dari tindakan mendesak yang diambil oleh Angkatan Bersenjata Republik Azerbaijan, angkatan bersenjata Armenia ditarik keluar dari wilayah negara kita," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan, Rabu (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada senjata yang digunakan oleh angkatan bersenjata kami selama mengusir angkatan bersenjata Armenia," ucapnya.
Kemhan Azerbaijan menggambarkan langkah militer Armenia di perbatasan itu sebagai bentuk "provokasi".
Di sisi lain, Armenia membantah tuduhan itu. Yerevan menggambarkan klaim tetangganya itu sebagai "disinformasi".
"Disinformasi semacam itu disebarluaskan oleh militer dan kepemimpinan politik Azerbaijan untuk mengesankan komunitas internasional," bunyi pernyataan Kemhan Armenia seperti dikutip kantor berita Rusia TASS.
Dilansir Reuters, ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan masih berlangsung terutama setelah pertempuran yang berlangsung selama enam pekan pada September 2020 lalu. Kedua negara saling berebut kekuasaan atas wilayah Nagorno-Karabakh yang memang selama ini menjadi sengketa kedua negara.
Setelah pertempuran enam minggu yang merenggut sekitar 6.000 nyawa, kedua negara sepakat gencatan senjata yang ditengahi Rusia dengan perjanjian bahwa Armenia menyerahkan sebagian wilayahnya ke Azerbaijan.
Publik Armenia melihat gencatan senjata itu sebagai bentuk kekalahan hingga membuat Perdana Menteri Nikol Pashinyan mundur dari jabatan.
(rds/dea)