Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi dan Erywan Pehin Yusof, menteri kedua Brunei untuk urusan luar negeri tiba di ibu kota Naypwidaw, Myanmar pada Kamis (3/6) malam untuk berbicara dengan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing atas kondisi yang terjadi di negara tersebut.
Mereka rencananya bertemu Min Aung Hlaing pada Jumat (4/6) pagi.
Kunjungan dilakukan saat kudeta yang melanda Myanmar selama lima bulan belakangan ini melumpuhkan negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak jelas apakah selain dengan Min Aung Hlaing, utusan ASEAN tersebut juga akan bertemu dengan anggota pemerintahan bayangan yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan.
Kondisi keamanan, politik dan ekonomi Myanmar kacau sejak kudeta melanda negara tersebut pada Februari lalu. Menurut kelompok pemantau lokal, kekacauan telah mengakibatkan lebih dari 800 orang tewas.
Kekacauan itu membuat Uni Eropa dan AS meningkatkan sanksi terhadap para jenderal Myanmar.
ASEAN telah berupaya memimpin upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis politik tersebut. Tak hanya itu, langkah sama juga sudah mencoba dilakukan PBB.
Mereka sudah berupaya masuk ke Myanmar untuk ikut mengatasi krisis politik di negara tersebut. Namun, utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima izin untuk melakukan perjalanan ke Myanmar.
Dia mengatakan kepada wartawan pada Jumat lalu bahwa dia telah diberitahu oleh junta bahwa sekarang bukan waktu yang tepat bagi PBB untuk berkunjung ke Myanmar.
(agt/afp/agt)