Israel Izinkan Pawai Yahudi di Yerusalem, Picu Konflik Baru
Israel mengizinkan pawai Yahudi di Kota Tua, Yerusalem, pada pekan depan yang disinyalir bakal memicu konflik baru dengan warga Palestina.
"Pawai akan berlangsung pada Selasa [15 Juni] dengan format yang disetujui antara polisi dan penyelenggara pawai," demikian pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dikutip Reuters, Selasa (8/6).
Kantor Netanyahu merilis pernyataan ini setelah muncul sejumlah protes karena kepolisian tak mengizinkan pawai yang awalnya dijadwalkan pada Kamis (10/6).
Kepolisian Israel tak memberikan izin karena masalah rute arak-arakan yang dikhawatirkan dapat memicu konflik dengan Palestina.
Berdasarkan rencana awal, pawai kibar bendera itu akan melewati Gerbang Damaskus di Kota Tua, Yerusalem, menuju kawasan Muslim. Masalah ini pun menjadi pokok bahasan dalam rapat Netanyahu dengan kabinetnya pada Selasa.
Netanyahu akhirnya mengizinkan pawai itu dengan rute yang disepakati antara polisi dan penyelenggara. Namun hingga kini, belum diketahui rute yang akhirnya disepakati.
Sejumlah pengamat menganggap Netanyahu mengambil keputusan ini untuk mencari dukungan. Saat ini, Netanyahu sedang di ujung tanduk karena kubu rivalnya dalam pemilu berhasil membentuk koalisi.
Jika disetujui parlemen pada pekan ini, koalisi tersebut akan memerintah Israel, melengserkan Netanyahu yang sudah memimpin sejak 12 tahun silam.
Seorang jurnalis di Israel, Tal Schneider, mengatakan bahwa keputusan Netanyahu ini akan menjadi tugas besar untuk pemerintahan selanjutnya di bawah Naftali Bennett.
"Pawai bendera itu ditunda menjadi 15 Juni, dua hari setelah pemerintah baru dilantik, berarti akan menjadi masalah untuk Naftali Bennett," katanya di Twitter.
Isu ini menjadi perhatian karena situasi di perbatasan masih disorot setelah Israel dan Hamas saling serang selama 11 hari pada Mei lalu.
Yerusalem kerap menjadi sumber konflik antara Israel dan Palestina karena kedua belah pihak memperebutkan wilayah itu untuk menjadi ibu kota.
(has)