ANALISIS

Jalan Rapuh Koalisi PM Baru Israel dan Kebuntuan Palestina

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jun 2021 10:29 WIB
Belum sepekan Naftali Bennett menjabat PM Israel, sejumlah pengamat sudah pesimistis akan kerapuhan koalisinya dan kebuntuan jalan damai dengan Palestina.
Untuk memperpanjang napas pemerintahan, Bennet dianggap harus fokus pada pemulihan ekonomi pascapandemi. (Reuters/Pool)

Perpanjang Napas

Untuk memperpanjang napas pemerintahan, Bennett dianggap harus fokus pada pemulihan ekonomi pascapandemi dan menghindari masalah yang dapat memecah belah.

"Saya pikir tonggak yang harus diwaspadai adalah anggaran," ujar pengamat sekaligus presiden Institut Demokrasi Israel, Yohanan Plesner, kepada Reuters.

Senada, pakar opini publik untuk bidang politik, Dahlia Scheindlin, juga mengatakan penetapan anggaran sangat penting bagi pemerintahan Bennett.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalah pertama tentu saja adalah (mengeluarkan) anggaran. sesuatu yang tidak dapat dilakukan Israel selama dua tahun terakhir." kata Scheindlin kepada AFP.

"Tidak ada banyak ketidaksepakatan mengenai isu-isu seperti bagaimana menghidupkan kembali ekonomi dan kesehatan dan (lingkungan)."

Menurut Dahlia, pemerintahan Bennet akan mengesampingkan isu-isu yang lebih kontroversial, seperti konflik Israel-Palestina.

Merayakan Netanyahu Lengser

Penduduk Israel sendiri masih geram dengan kepemimpinan Netanyahu, terutama terkait korupsi dan penanganan Covid-19.

Bennett pun diprediksi akan fokus pada masalah domestik. Ini akan mencakup hubungan antar agama dan negara, biaya hidup, dan masalah kualitas hidup.

Sepanjang karier politiknya, Bennett menjabat sebagai menteri pertahanan, menteri ekonomi, hingga menteri pendidikan. Dengan rekam jejak ini, Bennett diharapkan dapat mengubah persepsi publik Israel yang pesimistis.

Mengutip hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh televisi Channel 12, sekitar 43 persen warga Israel mengharapkan pemerintahan baru dibubarkan dengan cepat. Plesner pun menganggap Bennett harus segera menetapkan anggaran.

"Jika dalam 3-4 bulan pemerintah ini akan meloloskan anggaran tahun 2021-2022, maka ada harapan pemerintahan ini dapat bertahan setidaknya 2-3 tahun. Jika tidak, ketidakstabilan akan berlanjut," kata Plesner.

(isa/has)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER