Lebih dari 1.000 orang pencari keberuntungan terpantau berbondong-bondong mendatangi desa KwalHlathi di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, awal pekan ini, Senin (15/6).
Mereka yang mendatangi desa itu--umumnya--berasal dari hampir seluruh wilayah Afrika Selatan setelah mendengar penemuan-penemuan berlian di KwalHlathi.
Empunya desa KwalHlathi itu sendiri sudah melakukan penggalian mencari berlian sejak Sabtu (12/6) setelah mendengar salah satu warganya menemukan batuan kristal di lahan terbuka yang kini dipenuhi ribuan orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendo Sabelo, salah satu penggali di sana, mengatakan penemuan kristal itu telah memancing orang lain untuk mengubah hidup mereka.
"Hal ini bermakna hidup kami akan berubah, karena [sebelumnya] tidak ada yang punya pekerjaan yang layak. Saya [sebelumnya] melakukan pekerjaan sambilan. Ketika saya kembali ke rumah bersama mereka [temuan batu kristal], [keluarganya] akan sangat bahagia," ujar Sabelo, 27, yang telah beranak dua tersebut seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/6).
Serupa Sabelo, Skhumbuzo Mbhele yang merupakan seorang pengangguran mengaku tertarik datang KwalHlathi demi mendapatkan keberuntungan menemukan berlian.
"Saya belum pernah melihat apalagi memegang sebuah berlian sepanjang hidup saya. Ini adalah pertama kali saya memegangnya di sini," ujar Mbhele.
![]() |
Pemandangan di KwalHlathi pun kini terlihat para pencari keberuntungan, serta antrean panjang mobil yang diparkir di sisi jalanan berkerikil desa tersebut--beberapa meter dari lapangan terbuka tempat ditemukannya berlian-berlian.
Beberapa bahkan dilaporkan sudah mulai menjual batu tersebut, dengan harga mulai dari 100 - 300 rand (sekitar Rp103.392-Rp310.000)
Terkait penemuan berlian-berlian di KwalHlathi tersebut, pemerintah Afsel pun menerjunkan tim peneliti dari Departemen Pertambangan. Tim yang terdiri atas ahli geologi dan pertambangan itu mengambil sampel dan mengumpulkannya untuk dianalisis.
![]() |
Departemen Pertambangan Afsel menyatakan laporan teknis resmi terkait situasi di KwalHlathi itu pun akan segera diterbitkan setelah analisis.
Pemerintah provinsi sejak itu telah meminta semua yang terlibat untuk meninggalkan lokasi untuk mengizinkan pihak berwenang melakukan pemeriksaan yang tepat, di tengah kekhawatiran orang-orang yang menggali di lokasi berpotensi menyebarkan virus corona.
Sebagai informasi, perekonomian Afsel telah lama menderita karena tingkat pengangguran yang sangat tinggi sehingga menjebak jutaan orang dalam kemiskinan dan ketidaksetaraan yang bertahan hampir tiga dekade setelah berakhirnya apartheid pada 1994 silam. Pandemi virus corona pun makin memperburuk kondisi tersebut.