China mengakui terjadi kerusakan di tangki penyimpan uranium di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan, tapi membantah ada kebocoran bahan radioaktif.
Kementerian Lingkungan Hidup China dan Badan Keamanan Nuklir Nasional menyatakan bahwa kerusakan tangki seperti itu sangat biasa terjadi.
"Karena pengaruh faktor yang tak terkontrol di bagian manufaktur bahan bakar, transportasi, dan hubungan lainnya, sejumlah kecil kerusakan tangki penampung tak dapat terhindarkan," demikian pernyataan kedua lembaga yang dikutip AFP, Rabu (16/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan keterangan Badan Keamanan Nuklir Nasional China, PLTN Taishan memiliki 60 ribu unit tangki penyimpan uranium dan yang mengalami kerusakan "kurang dari 0,01 persen" dari jumlah keseluruhan.
Kementerian Lingkungan Hidup China juga memastikan bahwa peningkatan radioaktif itu masih terbatas "di kawasan operasional yang stabil" di lingkungan PLTN. Mereka memastikan "tak ada masalah kebocoran radioaktif ke lingkungan."
Kedua lembaga pemerintahan China ini merilis pernyataan untuk menanggapi laporan CNN bahwa Amerika Serikat tengah menyelidiki dugaan kebocoran di PLTN Taishan.
AS melakukan penyelidikan ini setelah menerima laporan dari perusahaan Prancis, Framatome, yang membantu mengoperasikan pembangkit tersebut. Perusahaan itu memperingatkan akan ancaman limbah radioaktif akibat insiden kebocoran tersebut.
Melalui surat kepada Kementerian Energi, Framatome mengklaim otoritas China meningkatkan ambang batas peringatan radiasi di PLTN tersebut agar situs itu tidak ditutup. Menurut Framatome, peningkatan ambang batas radiasi itu di luar standar Prancis.
Salah satu sumber menuturkan pemerintahan AS sejauh ini meyakini dugaan kebocoran PLTN tersebut belum berada dalam level krisis.
Pejabat berwenang AS juga menganggap situasi PLTN saat ini tidak membahayakan keamanan para pekerja dan warga sekitar situs tersebut.
(has)