Ebrahim Raisi, Anak Didik Khamenei yang Jadi Presiden Iran

CNN Indonesia
Minggu, 20 Jun 2021 05:50 WIB
Seorang ulama ultrakonservatif Iran, Ebrahim Raisi terpilih menjadi presiden, menggantikan Hassan Rouhani yang sudah menjabat selama dua periode.
Dua perempuan Iran melewati poster capres dalam Pilpres Iran 2021, Ebrahim Raisi, Teheran, 14 Juni 2021. (AFP/MORTEZA NIKOUBAZL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang ulama ultrakonservatif Iran, Ebrahim Raisi terpilih menjadi presiden, menggantikan Hassan Rouhani yang sudah menjabat selama dua periode.

Pemilihan presiden Iran digelar pada Jumat (18/6). Pemilu itu berlangsung ketat usai tiga dari tujuh calon presiden mengundurkan diri.

Selama masa kampanye, Raisi menjadikan wacana pemberantasan korupsi sebagai bagian penting dari programnya. Namun, para pengkritik mengatakan dia telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari lembaga-lembaga politik Iran yang korup dan represif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raisi adalah ketua peradilan Iran, salah satu posisi yang dianggap kuat di pemerintahan.

Sebelumnya, pada 2017, dia pernah mencalonkan diri dalam Pilpres Iran, namun kalah dari Hassan Rouhani.

Raisi saat maju dalam Pilpres tahun ini adalah kepala kehakiman Iran yang dikenal dengan kebijakan eksekusi massal ribuan tahanan pada akhir 1980-an.

Media Iran menganggap pria yang kerap memakai sorban hitam itu sebagai penerus Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Raisi lahir pada 1960 di sebuah desa kecil dekat kota suci Masyhad, kota terbesar kedua di Iran.

Raisi muda merupakan anak didik Khamenei saat mengenyam pendidikan seminari di Qom. Setelah revolusi Islam 1979, Raisi muda bergabung dengan kantor jaksa di Masjed Soleyman. Sejak itu ia memimpin kantor kejaksaan di sejumlah daerah.

Raisi termasuk dalam kubu ultrakonservatif yang tidak percaya Amerika Serikat. Ia bahkan kerap menganggap AS sebagai "Setan Besar". Oleh karena itu, dia kemudian dikenal sebagai salah satu oposisi Presiden Hassan Rouhani selama ini, yang memiliki pendekatan lebih moderat terhadap bangsa Barat, terutama AS.

Supporters of Iranian presidential candidate Ebrahim Raisi attend an election campaign rally in the capital Tehran, on June 14, 2021. (Photo by ATTA KENARE / AFP)Pendukung Ebrahim Raisi saat kampanye Pilpres Iran 2021 di Teheran, 14 Juni 2021. (AFP/ATTA KENARE)

Rekam Jejak Raisi di Pemerintahan

Pada 2016, Raisi ditunjuk untuk memimpin yayasan Astan Quds Razavi, sebuah peran yang kuat secara politik dan ekonomi.

Yayasan itu mengelola tempat suci Imam Reza di Masyhad, sebuah situs ziarah utama Syiah. Hal ini berfungsi sebagai lembaga amal sekaligus perusahaan induk untuk berbagai properti dan bisnis, mulai dari pertanian hingga konstruksi.

Setelah Raisi menjalankan kerajaan ekonomi ini selama tiga tahun, Khamenei menunjuknya untuk memimpin peradilan Iran pada 2019.

Sebagai ketua, ia memimpin perang melawan korupsi, di sepanjang jalan menggulingkan dan menodai reputasi beberapa lawan politik utamanya.

Pada tahun yang sama, Raisi terpilih sebagai wakil presiden dari lembaga penting lainnya: Majelis Ahli Iran, yang ditugaskan untuk memilih pemimpin tertinggi berikutnya ketika Khamenei yang berusia 82 tahun meninggal.

Raisi dianggap sebagai calon pesaing untuk menggantikan Khamenei. Dan kini, dengan terpilihnya ia menjadi presiden semakin meningkatkan legitimasi Raisi sebagai penerus Khamenei.

(isa/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER