Junta Myanmar Bebaskan Ribuan Pedemo Anti-Kudeta yang Ditahan

CNN Indonesia
Kamis, 01 Jul 2021 15:27 WIB
Junta Militer Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-kudeta dari penjara di seluruh negeri pada Rabu (30/6).
Ilustrasi. Polisi tangkap paksa pendemo anti-kudeta Myanmar. (AFP/SAI AUNG MAIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Junta Militer Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-kudeta dari penjara di seluruh negeri pada Rabu (30/6).

Mereka yang dibebaskan termasuk wartawan lokal yang dipenjara setelah melaporkan secara kritis tindakan keras berdarah junta.

Ratusan orang berkumpul di penjara Insein, Yangon, berharap orang yang dicintai ikut dibebaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim informasi junta mengatakan total 2.296 pengunjuk rasa telah dibebaskan dari penjara di seluruh negeri.

Bus-bus keluar dari Insein untuk membawa para tahanan ke kantor polisi setempat. Para tahanan yang berada di dalam bus memberikan salam tiga jari, simbol protes yang populer melalui jendela.

Jurnalis Kay Zon Nway dari Myanmar Now termasuk di antara mereka yang dibebaskan dari Insein.

Dia mengaku telah mengalami "banyak hal," di penjara terkenal itu. Tetapi dia mengatakan akan menjelaskannya nanti.

Wartawan Amerika Serikat Danny Fenster ditahan di penjara yang sama setelah ditangkap pada 24 Mei.

Seorang pejabat penjara mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada orang asing di antara mereka yang dibebaskan dari Insein pada Rabu.

Ye Myo Khant, seorang jurnalis foto untuk Myanmar Press Agency, ikut dibebaskan setelah ditahan selama 120 hari.

"Saya sedang melaporkan ketika mereka menangkap saya secara tidak adil," kata jurnalis berusia 20 tahun itu.

Myanmar diguncang demonstrasi besar-besaran dan tanggapan keras militer sejak kudeta 1 Februari yang menggulingkan Aung San Suu Kyi dan pemerintahannya.

Kelompok pemantau lokal melaporkan lebih dari 880 warga sipil tewas akibat tindakan keras rezim militer dan hampir 6.500 ditangkap.

(dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER