KILAS INTERNASIONAL

Singapura Tak Akui Vaksin Sinovac dan Presiden Haiti Dibunuh

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jul 2021 06:30 WIB
Singapura tidak akui vaksin Sinovac sampai Presiden Haiti, Jovenel Moise dibunuh.
Ilustrasi mendiang Presiden Haiti, Jovenel Moise, yang tewas dibunuh. (AFP/Chandan Khanna)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Rabu (8/7) kemarin. Mulai dari Singapura tidak akui vaksin Sinovac sampai Presiden Haiti, Jovenel Moise dibunuh. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.


1. Singapura Tak Akui Sinovac dalam Program Vaksinasi Nasional

Pemerintah Singapura tidak mengakui vaksin Covid-19 buatan perusahaan China, Sinovac, dalam program vaksinasi nasional.

Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan bahwa dengan keputusan ini, setiap warga yang telah mendapat suntikan vaksin Sinovac tak dianggap dalam data jumlah vaksinasi nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka vaksinasi nasional hanya mencerminkan mereka yang divaksinasi di bawah program vaksinasi nasional," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura, Rabu (7/6).

SARS CoV-2 Vaccine for COVID-19 are displayed during a tour of the SinoVac vaccine factory in Beijing on Thursday, Sept. 24, 2020. SinoVac, one of China's pharmaceutical companies behind a leading COVID-19 vaccine candidate says its vaccine will be ready by early 2021 for distribution worldwide, including the U.S. (AP Photo/Ng Han Guan)Vaksin CoronaVac buatan perusahaan China, Sinovac Biotech. (AP/Ng Han Guan)

Dengan demikian, Singapura hanya menghitung warga yang telah divaksinasi menggunakan vaksin Moderna dan Pfizer-BionTech/Cominarty.

Singapura mengandalkan dua vaksin buatan Amerika Serikat itu lantaran berdasarkan uji klinis tingkat efikasinya melebihi 90 persen.

Sementara itu, Sinovac menunjukkan tingkat kemanjuran yang jauh lebih rendah, yakni antara 50,4 persen hingga 90 persen. Namun sejauh ini, lebih dari 170 ribu penduduk Singapura telah menerima satu dosis vaksin Sinovac.


2. Presiden Haiti Jovenel Moise Dibunuh

Presiden Haiti, Jovenel Moise, dilaporkan tewas ditembak kelompok tak dikenal di rumah pribadinya pada Selasa (6/7) malam.

Kematian Moise diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Haiti, Claude Joseph, melalui pernyataan pada Rabu (7/7) pagi waktu lokal.

Dikutip Reuters, dalam pernyataan itu Joseph menuturkan Moise tewas ditembak oleh sekelompok orang tak dikenal yang menyerbu rumah pribadinya.

Insiden penembakan terjadi sekitar pukul 01.00 waktu setempat.

Saat ini Perdana Menteri Haiti, Claude Joseph, menyatakan negara itu dalam keadaan diserang. Aparat keamanan setempat dilaporkan tengah memburu para pelaku.

Sedangkan jasad Moise dibawa ke rumah sakit setempat untuk diautopsi.


3. 12 Menteri India Mengundurkan Diri Massal Termasuk Menkes

Sebanyak 12 menteri India dilaporkan mengundurkan diri massal pada Rabu (7/7), termasuk menteri kesehatan, yang menjadi sorotan di tengah pandemi Covid-19.

Reuters melaporkan bahwa salah satu menteri yang mengundurkan diri adalah Menteri Kesehatan, Harsh Vardhan. Menurut sumber terdekat, langkah itu merupakan harga politik atas perjuangan pemerintah dalam mengatasi gelombang pandemi Covid-19.

Indian Express melaporkan bahwa menteri lain yang turut mengundurkan diri yakni Menteri Pendidikan Ramesh Pokhriyal Nishank, Menteri Hukum dan Keadilan, Elektronik, dan Teknologi Informasi Ravi Shankar Prasad, juga Menteri Lingkungan Hidup, Hutan, dan Perubahan Iklim Prakash Javadekar.

A man suffering from coronavirus disease (COVID-19) receives oxygen support as he sits inside the classroom of a school turned into a COVID-19 care facility on the outskirts of Mumbai, India, May 24, 2021. REUTERS/Francis MascarenhasPasien Covid-19 di India dirawat di sekolah yang diubah menjadi rumah sakit darurat. (REUTERS/FRANCIS MASCARENHAS)

Ada pula Babul Supriyo, Sadananda Gowda, Santosh Gangwar, Debasree Chaudhuri, Rattan Lal Kataria, Sanjay Dhotre, Thawarchand Gehlot, Pratap Chandra Sarangi, dan Ashwini Chaubey (MoS).

Sejumlah media melaporkan bahwa kedua belas menteri ini mengundurkan diri setelah Perdana Menteri Narendra Modi dilaporkan bakal merombak kabinetnya. Perombakan ini terjadi ketika pemerintah Modi menghadapi kritik paling pedas dalam beberapa tahun karena infeksi dan kematian akibat Covid-19 melonjak pada April dan Mei.

(ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER