Tokyo Darurat Covid-19, Olimpiade Terancam Tanpa Penonton

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jul 2021 18:35 WIB
Jepang mendeklarasikan status darurat Covid-19 di Tokyo pada Kamis (8/7), yang membuat Olimpiade terancam bakal digelar tanpa kehadiran penonton.
Ilustrasi. (AP/Eugene Hoshiko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jepang mendeklarasikan status darurat Covid-19 di Tokyo pada Kamis (8/7), yang membuat Olimpiade terancam bakal digelar tanpa kehadiran penonton.

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan bahwa pemerintah harus mengambil tindakan ini karena Covid-19 di ibu kota negara itu terus melonjak dalam beberapa waktu terakhir.

"Kami harus memperkuat upaya pencegahan. Melihat situasi ini, kami akan mendeklarasikan status darurat untuk Tokyo," ujar Suga, sebagaimana dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suga mengatakan bahwa status darurat ini akan berlaku paling tidak hingga 22 Agustus mendatang. Dengan demikian, aturan selama masa darurat masih akan berlaku ketika Olimpiade dimulai pada 23 Juli mendatang.

Menteri Pemulihan Ekonomi dan Penanganan Pandemi Jepang, Yasutoshi Nishimura, mengatakan bahwa berdasarkan aturan darurat Covid, penonton semua pergelaran akan dibatasi hanya 5.000 orang atau 50 persen dari kapasitas lokasi.

Dengan aturan tersebut, penyelenggara Olimpiade dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk benar-benar melarang kehadiran penonton di ajang olahraga tersebut.

Sejumlah media lokal Jepang melaporkan bahwa penyelenggara Olimpiade bakal mengumumkan keputusan mereka terkait penonton di tengah status darurat ini dalam waktu dekat.

[Gambas:Video CNN]

Selain pembatasan penonton, acara-acara besar seperti konser dan konferensi juga harus berakhir pukul 21.00.

Tak hanya itu, dengan aturan darurat Covid-19 ini, pemerintah juga melarang penjualan alkohol di bar dan restoran. Tempat-tempat makan itu juga harus tutup pukul 20.00.

Suga mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan pencabutan status darurat ini "jika dampak vaksin sudah terlihat jelas dan ada perkembangan situasi terkait ketersediaan tempat tidur di rumah sakit."

Saat ini, Jepang memang sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19, terutama karena kemunculan corona varian Delta di Tokyo.

"Karena pergerakan orang meningkat, varian Delta kini mencakup sekitar 30 persen kasus [Covid di Tokyo]," kata Nishimura.

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER