Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) menyatakan sampai saat ini penduduk setempat yang sudah dua kali disuntik dosis vaksin virus corona (Covid-19) belum membutuhkan dosis ketiga sebagai penguat (booster).
"Kami mempersiapkan dosis penguat vaksin hanya jika sudah ada bukti ilmiah yang memperlihatkan hal itu memang diperlukan," demikian isi pernyataan bersama FDA dan CDC, seperti dilansir Reuters, Jumat (9/7).
Perusahaan farmasi Pfizer mengajukan permohonan pemberian dosis vaksin virus corona (Covid-19) ketiga sebagai penguat (booster) kepada FDA dengan alasan hasil riset.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mereka hal itu diperlukan untuk menangkal penyebaran virus corona varian Delta dan mencegah kembali terjadinya infeksi dalam jangka waktu enam bulan setelah penyuntikan.
Kepala Bidang Penelitian Pfizer, Mikael Dolsten, mengatakan dari hasil riset yang mereka lakukan didapat kesimpulan dosis vaksin penguat itu mampu memicu pembuatan antibodi di dalam tubuh hingga sepuluh kali lebih kuat setelah seseorang menerima dua dosis vaksin.
Menurut dia hal itu membuat dosis ketiga diyakini manjur mencegah infeksi Covid-19. Selain itu, Dolsten menyatakan dosis penguat itu sangat penting bagi kelompok lansia.
Dolsten mengklaim sejumlah negara di dunia, termasuk di kawasan Eropa, tertarik dengan dosis penguat vaksin Covid-19. Bahkan menurut dia beberapa negara akan lebih dulu memberikan izin penggunaan dosis vaksin ketiga sebelum AS.
Di sisi lain, jika izin itu disetujui, maka Pfizer yang bakal diuntungkan dari sisi finansial. Sebab seluruh pihak akan berlomba-lomba ingin mendapatkan dosis vaksin penguat dan hal itu berarti menambah pemasukan Pfizer.
Pfizer memperkirakan vaksin Covid-19 mereka akan menjadi pemasukan utama perusahaan dalam beberapa tahun ke depan. Sejak tahun lalu mereka mendapat pemasukan US$26 miliar (sekitar Rp378.4 triliun) dari hasil menjual vaksin Covid-19.
Mereka menargetkan memproduksi tiga miliar dosis vaksin Covid-19 tahun ini dan naik menjadi empat juta dosis pada 2022 mendatang. Di sisi lain, sampai saat ini masih banyak negara di dunia yang kesulitan mendapatkan vaksin Covid-19.
(ayp/ayp)