Malaysia melaporkan kasus Covid-19 harian tertinggi pada hari ini, Jumat (9/7), dengan 9.180 infeksi corona baru dalam 24 jam belakangan.
Sebagaimana dilansir Malay Mail, ini merupakan kali kedua sepanjang pandemi kasus Covid-19 di Malaysia mencapai angka 9.000-an.
Rekor tertinggi terakhir tercetak pada 29 Mei lalu, ketika Malaysia mencatat 9.020 kasus sehari yang membuat pemerintah memberlakukan lockdown pada 1 Juni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga kini, lockdown tersebut masih berlaku. Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa mereka tak akan mencabut lockdown sebelum kasus harian Covid-19 belum di bawah 4.000.
Di awal pemberlakuan lockdown, kasus Covid-19 di Malaysia memang sempat turun. Namun kemudian, infeksi corona kembali melejit beberapa hari terakhir.
Kondisi di Malaysia pun kian parah. Tak lama setelah lockdown diberlakukan saja, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) ICU di rumah sakit Malaysia sudah mencapai 100 persen.
Sebagaimana dilansir The Straits Times, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa para tenaga medis juga sudah mulai menunjukkan gejala kelelahan parah setelah berjuang selama setahun belakangan.
Sejak pandemi melanda tahun lalu, Malaysia total sudah melaporkan 809 ribu kasus Covid-19 dengan 5.903 kematian.
Kondisi pandemi Negeri Jiran yang tak kunjung reda ini membuat Malaysia diterpa gonjang-ganjing politik. Salah satu partai terbesar Malaysia, UMNO, menarik dukungan terhadap koalisi penyokong Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Presiden UMNO, Ahmad Zahid Hamidi, menyatakan bahwa Muhyiddin gagal menunaikan janji kepada partainya untuk menangani pemulihan ekonomi dan pandemi Covid-19.
Menurut Zahid, janji itulah yang membuat UMNO mau memberi dukungan politik kepada Muhyiddin saat dipilih menjadi Perdana Menteri pada Maret tahun lalu.
"Sudah jelas pemerintahan ini gagal memenuhi aspirasi rakyat. Kegagalan pemerintah ini sangat terlihat. Mereka menyelewengkan deklarasi status darurat negara, yang terlihat sebagai taktik politik, dan hanya membuat kesengsaraan bagi rakyat dan perekonomian," kata Zahid.
(has)