Ratusan Staf RS di AS Positif Covid, Diserbu Varian Delta

CNN Indonesia
Senin, 02 Agu 2021 07:08 WIB
Ilustrasi. (AP/Jaime Green)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya 233 staf di dua rumah sakit di San Francisco, Amerika Serikat, dinyatakan positif Covid-19 sepanjang bulan ini, kebanyakan terinfeksi virus corona varian Delta.

The New York Times melaporkan bahwa infeksi besar-besaran varian Delta ini terjadi di Zuckerberg San Francisco General Hospital dan San Francisco Medical Center. Sebagian besar staf yang mengidap Covid-19 itu sudah divaksinasi.

San Francisco Medical Center menyatakan bahwa 183 staf mereka terinfeksi corona. Dari keseluruhan staf yang mengidap Covid-19 itu, 153 di antaranya sudah mengikuti vaksinasi. Menurut pernyataan resmi rumah sakit itu, dua staf yang terinfeksi Covid-19 harus dirawat.

Kepala petugas medis Zuckerberg San Francisco General Hospital, Lukejohn Day, mengatakan bahwa sekitar 75-80 persen dari total 50 staf di rumah sakit itu terkena Covid-19.

Day kemudian menuturkan bahwa para staf rumah sakit itu mengalami gejala ringan hingga sedang sehingga tak ada yang membutuhkan perawatan khusus.

Meski demikian, Day khawatir penularan ini akan terus berlanjut karena tingkat vaksinasi yang rendah di kalangan masyarakat.

Ia pun meyakinkan masyarakat untuk mengikuti vaksinasi karena dapat mengurangi potensi penularan dan meringankan gejala jika memang terinfeksi corona.

"Dari yang kami lihat dari data vaksin menunjukkan bahwa Anda memang masih berpotensi terkena Covid-19. Namun, jika kalian sudah divaksin, gejalanya tidak parah," tutur Day.

Saat ini, AS memang sedang kembali menggencarkan program vaksinasi. Meski antusiasme masyarakat sempat tinggi di awal masa pemerintahan Presiden Joe Biden, saat ini vaksinasi di AS mengendur akibat ketidakpercayaan sejumlah kalangan.

Tingkat vaksinasi rendah dan kemunculan varian Delta ini membuat kasus Covid-19 di AS kembali melonjak, padahal sempat turun drastis menjelang pertengahan tahun.

Berdasarkan data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) lima negara bagian dengan kasus tertinggi saat ini merupakan daerah yang tingkatvaksinasinya rendah, yaituLousiana, Arkansas, Missouri, Florida, dan Nevada.

Kepala Penasihat Presiden AS Bidang Kesehatan, Anthony Fauci, mengatakan bahwa kenyataan ini yang menjadi dasar pemerintah terus mendesak warga untuk mengikuti vaksinasi.

"Ini adalah masalah yang sebagian besar terletak di antara mereka yang tidak divaksinasi, yang merupakan alasan kami memohon kepada orang-orang yang tidak divaksinasi untuk segera menerima vaksin," tutur Fauci.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Biden lantas menjanjikan insentif senilai US$100 atau setara Rp1,4 juta bagi warga yang mau mengikuti program vaksinasi Covid-19.

Selain itu, Biden juga mengumumkan sejumlah kebijakan lain untuk memerangi Covid-19 yang kembali melonjak di AS akibat penyebaran corona varian Delta, salah satunya mewajibkan pegawai negeri mengikuti vaksinasi.

Biden mengatakan bahwa para pegawai negeri yang tidak divaksin nantinya harus menaati sejumlah pengetatan aturan, yaitu selalu memakai masker dan mengikuti tes Covid-19 rutin.

"[Pegawai yang belum divaksin] harus memakai masker di tempat kerja tak peduli lokasi kalian, menjaga jarak dari semua pegawai dan pengunjung lain, mengikuti tes mingguan atau dua mingguan, dan mematuhi pembatasan perjalanan," ucap Biden seperti dikutip CNN.

Meski demikian, pejabat pemerintahan AS menyatakan bahwa vaksinasi ini bukan mandat. Pegawai negeri yang tidak divaksin juga tak akan kehilangan pekerjaannya.

Tak hanya itu, Biden juga memerintahkan sekolah-sekolah untuk mendirikan setidaknya satu klinik vaksinasi dalam beberapa pekan ke depan agar lebih banyak anak 12 tahun ke atas divaksin.

(has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK