Hingga detik ini, Martine merasa ada banyak kejanggalan yang terjadi dalam peristiwa pembunuhan sang suami. Salah satu yang mengganjal di benaknya adalah tidak ada satu pun ajudan yang sedang bertugas datang menyelamatkan orang nomor satu di Haiti itu.
Hanya seorang pelayan rumah dinas kepresidenan yang akhirnya menemukan Martine dan Moise terbaring berlumuran darah. Martine bahkan sempat meminta sang pelayan membawakan beberapa dasi Moise untuk membebat tangannya yang patah.
Setelah kejadian itu tim Kepolisian Nasional Haiti tiba di lokasi kejadian dan membawa Martine ke rumah sakit. Martine tak begitu ingat momen itu karena setengah sadar menahan sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika tim polisi membawanya keluar rumah di pagi buta, Martine merasa cukup terkejut dan terheran-heran karena tak melihat satu pun anggota pasukan pengamanan presiden yang biasa bertugas menjaga keluarga presiden.
Martine menuturkan puluhan petugas keamanan biasanya ditugaskan menjaga keluarganya. Mereka bahkan menginap di ruang bawah tanah rumah kepresidenan hingga pergantian jam tugas.
"Para penjaga tidak akan pergi tanpa perintah. Mungkin mereka menerima perintah untuk pergi saat itu, ini menurut saya. Saya banyak berspekulasi bagaimana pembunuhan bisa terjadi," kata Martine.
"Ini akan menjadi 50 orang melawan 28 orang, kami memiliki jumlah orang yang lebih banyak dari mereka. Saya percaya presiden meninggal dunia dengan harapan tim keamanannya akan datang melindunginya," ucap Martine.
Aparat keamanan Haiti mengatakan tidak ada satu pun ajudan presiden yang terluka ketika para penyerang menerobos masuk rumah sang pemimpin. Padahal, para penembak menerobos gerbang utama, melintasi kompleks kepresidenan, menerobos pintu depan, dan masuk ke kamar presiden.
Sejauh ini, Kepala Kepolisian Haiti, Leon Charles, mengatakan sekitar 24 polisi tengah diselidiki terkait pembunuhan Moise.
Dua pejabat keamanan Haiti, Kepala Keamanan Presiden Dimitri Herard dan koordinator Keamanan Istana Kepresidenan, Jean Laguel Civil, juga ditahan.
Di luar itu, sebanyak 12 orang telah ditangkap kepolisian, di mana empat di antaranya dituduh bekerja sama dengan para pelaku yang disebut merupakan tentara bayaran dari Kolombia.
Hingga kini ada 44 orang ditahan, termasuk 18 warga Kolombia dan tiga warga Amerika Serikat, terkait pembunuhan Moise. Meski begitu, belum ada satu pun dari tersangka yang diseret ke pengadilan.
Penyelidikan pembunuhan Moise pun berjalan cukup sulit. Sebab, berbagai aparat keamanan Haiti yang terlibat penyelidikan dilaporkan menerima serangkaian ancaman pembunuhan.
Beberapa saksi dan barang bukti, termasuk rekaman kamera pengawas (CCTV) rumah Moise, belum bisa diakses para penyelidik.
(rds/ayp)