Brunei Darussalam mencatat rekor 42 kasus Covid-19 baru pada Senin (9/8), sehari setelah Bandar Sri Begawan melaporkan tujuh kasus infeksi corona lokal pertama dalam 15 bulan terakhir.
Pemerintah Brunei mengonfirmasi catatan ini dan langsung memperketat pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk menerapkan karantina pendatang yang masuk ke negara tersebut.
Menteri Kesehatan Brunei, Mohd Isham Jaafar, menuturkan bahwa satu klaster wabah Covid-19 terkait dengan pusat karantina hotel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dibandingkan (wabah) tahun lalu, kami tidak tahu sumber dari banyak kasus Covif-19 kali ini," ucap Isham dalam jumpa pers, seperti dikutip Reuters.
Sejak awal pandemi, Brunei hanya mencatat 406 infeksi Covid-19 dengan tiga kematian. Brunei menjadi salah satu negara yang dinilai berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 di antara penduduknya yang sedikit.
Gelombang baru Covid-19 ini membuat sejumlah pusat karantina di Brunei terisi dengan cepat. Pihak berwenang juga menyelidiki potensi penularan virus corona dari kemungkinan penyeberangan perbatasan Brunei-Malaysia secara ilegal.
"Kita tahu bahwa rantai terlemah yang utama adalah jalur penyelundupan dan garis depan dari bandara ke hotel," tutur Isham.
Isham menuturkan sejumlah sampel virus telah dikirim ke Singapura untuk menguji apakah varian Delta corona yang sangat menular.
Sejauh ini, sekitar 33 persen dari total 450 ribu penduduk Brunei telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 sebagai pertahanan di tengah pandemi.
(rds/has)