Korban Tewas Banjir Bandang Turki Bertambah Jadi 77 Orang
Korban tewas dari banjir bandang yang menyapu sejumlah kota tepi Laut Hitam di Turki pada pekan lalu, kini bertambah menjadi 77 orang pada Senin (16/8). Selain itu, para petugas penyelamat masih berusaha mencari 47 orang yang dinyatakan hilang.
Banjir pada pekan lalu menimbulkan kekacauan ketika aliran air menghanyutkan puluhan mobil dan tumpukan puing di sepanjang jalan, menghancurkan bangunan dan jembatan, menutup jalan, dan merusak jaringan listrik.
Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) mengatakan sebanyak 62 orang tewas akibat banjir di Provinsi Kastamonu. Selain itu, ada 14 orang lainnya tewas di Sinop, dan satu orang di Bartin.
Lembaga itu juga mengatakan sebanyak 47 orang dilaporkan hilang di Kastamonu dan Sinop, seraya menambahkan bahwa tujuh korban lainnya menerima perawatan di rumah sakit.
Banjir bandang terjadi di wilayah Sinop dan Kastamonu pada Jumat (13/8). Banjir itu nyaris menyapu bersih desa dan merusak jembatan serta menghanyutkan puing-puing. Sebuah rumah susun tingkat lima di bantaran kali juga hancur akibat banjir itu.
AFAD mengerahkan 5.820 anggota, 20 anjing pelacak, 20 helikopter dan dua pesawat evakuasi.
Sekitar 2.250 penduduk di wilayah itu dievakuasi guna menghindari banjir. Sebagian dari mereka diselamatkan ketika berlindung di atap rumah dan ditempatkan di asrama mahasiswa yang diubah menjadi lokasi pengungsian.
Pakar lingkungan memperkirakan perubahan iklim membuat cuaca ekstrem kerap terjadi karena bumi memanas akibat dampak pembakaran batubara, minyak bumi dan gas alam.
Lihat Juga : |
Namun, sejumlah ahli di Turki memperkirakan bencana itu juga disebabkan oleh perilaku manusia terhadap sungai dan rencana pembangunan yang tidak tepat.
Salah satunya akibat lebar sungai Ezine di distrik Bozkurt, Kastamonu, dari yang semula 400 meter menjadi tinggal 15 meter. Selain itu sejumlah bangunan juga dibangun di sepanjang aliran sungai.
(reuters/end)