Presiden Ashraf Ghani Berencana Pulang ke Afghanistan

CNN Indonesia
Kamis, 19 Agu 2021 09:26 WIB
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mengaku sedang merencanakan kepulangan ke Afghanistan setelah kabur ke Uni Emirat Arab usai Taliban mengepung Kabul.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mengaku sedang merencanakan kepulangan ke Afghanistan setelah kabur ke Uni Emirat Arab usai Taliban mengepung Kabul. (AFP/Wakil Kohsar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mengaku sedang merencanakan kepulangan ke Afghanistan setelah kabur ke Uni Emirat Arab usai Taliban mengepung Kabul pada awal pekan lalu.

Melalui siaran video di laman Facebook-nya, Ghani mengatakan bahwa ia tak ingin berlama-lama di UEA dan "sedang membicarakan" rencana kepulangannya.

Ghani kabur ke luar negeri setelah Taliban menguasai Kabul pada Minggu (15/8). Saat itu, ada yang mengatakan ia lari ke Tajikistan. Ada pula yang menyebut dia pergi ke Ceko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kemudian, Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab mengonfirmasi bahwa kini Ghani berada di negaranya. Ghani menyatakan bahwa ia pergi demi menghindari pertumpahan darah lebih lanjut.

Tindakan Ghani ini menuai banyak kecaman warga Afghanistan. Ia disebut pengecut karena lari dari Afghanistan saat negaranya dalam kekacauan.

Warga Afghanistan kian meradang setelah Kedutaan Besar Rusia di Kabul menyatakan bahwa Ghani kabur dengan helikopter penuh uang.

Dalam konferensi video, Ghani kemudian menegaskan bahwa ia pergi dengan tujuan kebaikan, dan bukan untuk kesejahteraan dirinya.

"Jangan percaya siapa pun yang memberi tahu Anda bahwa presiden Anda menjual Anda dan melarikan diri demi keuntungannya sendiri dan untuk menyelamatkan hidupnya sendiri," kata Ghani.

"Saya diusir dari Afghanistan sedemikian rupa sehingga saya bahkan tak mendapat kesempatan melepas sandal dan memakai sepatu bot saya."

Ia mengklaim bahwa Taliban memasuki Kabul meski sudah ada kesepakatan sebelumnya agar kelompok itu tak melakukannya.

"Seandainya saya tinggal di sana, seorang presiden terpilih Afghanistan akan digantung lagi tepat di depan mata rakyat Afghanistan sendiri," ucapnya.

Sementara itu, situasi di Afghanistan masih tak menentu. Meski istana kepresidenan dikuasai Taliban, belum ada pengumuman resmi mengenai struktur pemerintahan.

[Gambas:Video CNN]

Pada Selasa (17/8), Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh, justru mendeklarasikan bahwa ia merupakan penjabat presiden.

Saleh merujuk pada Konstitusi Republik Islam Afghanistan yang menyatakan bahwa jika presiden tidak hadir, melarikan diri atau meninggal, wakil presiden pertama akan menjadi penjabat Presiden.

"Saya berada di dalam negeri dan saya secara hukum dan sah bertanggung jawab atas posisi ini. Saya berkonsultasi dengan semua pemimpin negara untuk memperkuat posisi ini," kata Saleh di Twitter.

(isa/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER