Penghuni sejumlah bangunan di kawasan Capitol Hill dievakuasi pada Kamis (19/8), bersamaan polisi bernegosiasi dengan seorang supir pick-up yang mengancam akan meledakkan bom di dekat lokasi vital pemerintahan Amerika Serikat tersebut.
Sebagian besar komplek kenegaraan AS itu ditutup ketika polisi dan agen FBI menyelidiki truk tersebut atas peluang keberadaan bahan peledak. Truk itu sendiri berada di trotoar dekat Capitol Hill dan Perpustakaan Kongres.
"Ini sebuah penyelidikan ancaman bom aktif," kata Kepolisian Capitol dalam kicauan di Twitter, Kamis (19/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pria yang diduga menjadi tersangka muncul dalam siaran langsung di Facebook memberikan sejumlah ancaman dan meminta berbicara dengan Presiden Joe Biden.
"Saya mencoba menghubungi Joe Biden melalui telepon. Saya parkir di sana di trotoar tepat di samping bangunan cantik ini," kata pria yang bernama akun Ray Roseberry di Facebook tersebut.
"Saya bilang ke kalian, mereka penembak jitu datang, [bila] mereka mulai menembak keluar, bom ini meledak," katanya.
Pihak kepolisian mengatakan tersangka mengendarai truk pick-up menuju trotoar sebelum membuat ancaman tersebut.
"Pengemudi truk memberi tahu petugas yang menanggapi di tempat kejadian bahwa dia memiliki sebuah bom dan apa yang muncul, kata petugas itu, tampaknya adalah detonator di tangan pria tersebut," kata Kepala Polisi Capitol Thomas Manger kepada wartawan.
Evakuasi terhadap bangunan di sekitar lokasi kemudian diberlakukan, dan petugas keamanan dan FBI menginterogasi pria tersebut.
"Kami berkomunikasi dengan tersangka," kata Manger. "Kami mencoba mendapatkan informasi sebanyak mungkin yang bisa kami dapatkan untuk menyelesaikan ini dengan damai,"
"Kami belum tahu motif dia apa," lanjutnya yang menolak memberikan identitas lebih detail terkait pria tersebut.
Meski belum jelas kebenaran perihal bom tersebut, penghuni bangunan utama Perpustakaan Kongres dievakuasi dengan ketakutan. Sama seperti yang terjadi di Mahkamah Agung di dekatnya dan satu dari tiga gedung perkantoran DPR AS.
Pekerja dan penghuni kantor pusat Republican National Committee juga dievakuasi dan stasiun subway Metro Washington Capitol Hill juga ditutup sebagai langkah pencegahan.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan staf berada di gedung eksekutif tempat memantau situasi dan menerima perkembangan terbaru dari petugas berwajib.
Baik Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat saat ini sedang berada dalam masa reses, namun beberapa anggota parlemen tetap berada di Washington dan staf bekerja di komplek tersebut.
Lihat Juga : |
"Staf saya dan bangunan kami dekat kendaraan tersebut telah dievakuasi dengan aman, namun tolong tetap doakan Kepolisian Capitol, FBI, dan (Kepolisian Washington) karena mereka menyikapi ancaman ini dengan serius," kata anggota Kongres, Raja Krishnamoorthi dalam kicauan di Twitter.
Sementara anggota Kongres lainnya, Dean Phillips, mengatakan semua orang di kantornya berada dalam kondisi aman, ia mengatakan "sekali lagi, Amerika dipaksa menghadapi meningkatnya risiko yang ditimbulkan oleh teroris domestik,"
Ketegangan masih tetap terasa tinggi di Capitol Hill, lebih dari tujuh bulan setelah insiden kekacauan 6 Januari. Kala itu, pendukung mantan presiden Donald Trump menggeruduk Capitol Hill, bentrok dengan polisi, dan berusaha memblokir pengesahan hasil Pilpres.
(afp/end)