Bom Bandara Kabul: 13 Tentara AS dan 60 Warga Tewas, 158 Luka

CNN Indonesia
Jumat, 27 Agu 2021 07:29 WIB
Bom bunuh diri di dekat Bandara Kabul, Afghanistan menewaskan 13 tentara AS dan 18 lainnya terluka. Sementara warga yang tewas 60 orang dan 140 lainnya terluka.
Bom di Bandara Kabul, Afghanistan mengakibatkan 13 tentara AS dan 60 warga sipil tewas. (AFP/WAKIL KOHSAR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua ledakan di dekat Bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8) sore waktu setempat mengakibatkan banyak korban tewas dan luka. Catatan sementara 13 orang tentara Amerika Serikat tewas dan 18 lainnya terluka.

Sementara dari warga sipil tercatat 60 tewas dan 140 lainnya terluka.

Tentara yang jadi korban adalah mereka yang tengah bertugas untuk mengevakuasi warga dari Afghanistan setelah negara tersebut kembali jatuh ke tangan Taliban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"13 tentara AS meninggal karena serangan di Abbey Gate, dan jumlah terakhir yang terluka adalah 18 orang," kata kata juru bicara komando pusat militer AS Kapten Bill Urban seperti dilansir dari CNN.

Dari 13 korban tewas tersebut, 10 di antaranya adalah Marinir AS yang ikut bertugas di Afghanistan.

Sementara dari korban sipil, Kementerian Kesehatan Afghanistan mencatat ada 60 orang yang tewas dan 140 lainnya terluka akibat ledakan bom bunuh diri itu.

Ledakan terjadi di tengah upaya evakuasi di waktu yang terus mendesak. Tersisa lima hari hingga 31 Agustus mendatang untuk proses evakuasi warga dari Afghanistan.

Sementara Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan sudah mewanti-wanti jangan ada perpanjangan. Setelah tenggat waktu terlewati, Taliban melarang warga untuk keluar negara.

Terkait ledakan, ISIS mengaku bertanggung jawab. ISIS Khurasan (ISIS-K) disebut sebagai kelompok yang jadi otak ledakan.

"Pengebom hari ini mampu menembus semua benteng keamanan dan berada dalam jarak lima meter dari pasukan AS sebelum meledakkan sabuk bahan peledaknya," bunyi pernyataan media propaganda ISIS, Amaq, yang diterjemahkan lembaga pemantau gerakan ekstremisme, SITE.

Presiden AS Joe Biden menyatakan tidak bisa memaafkan aksi ini dan akan mengejar pelaku ledakan.

"Kami tak akan memaafkan, kami tak akan lupa. Kami akan memburu dan membuat para pelaku bertanggung jawab," kata Biden.

(sur/sur/sur)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER