Setelah Amerika Serikat hengkang, sejumlah warga Afghanistan mempertaruhkan nasibnya dengan kabur melalui jalur darat menyeberangi perbatasan negara karena takut akan ketidakstabilan usai Taliban berkuasa.
Para warga itu mempertaruhkan nasib karena negara tetangga, seperti Pakistan, belum tentu menerima mereka. Jalur perbatasan Pakistan memang dilaporkan sudah mulai penuh, sementara pemerintah setempat mengaku tak sanggup lagi menampung pengungsi.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sudah ada sekitar 1,4 juta pengungsi Afghanistan yang tinggal di Pakistan. Jumlah ini lebih banyak daripada di negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Afghanistan di timur dan selatan memilih pergi ke Pakistan. Sementara itu, sejumlah warga lain mulai ke perbatasan Afghanistan dengan negara-negara Asia Tengah.
Perjalanan itu memang penuh risiko. Sebelum sampai ke perbatasan, warga harus melalui pos pemeriksaan Taliban, naik dari satu kendaraan ke kendaraan lain dengan jalan yang tak mulus.
Perjalanan itu semakin berbahaya, terutama bagi mantan perwira militer dan keamanan serta pejabat pemerintah yang diincar Taliban.
Beberapa warga juga terlihat sakit dan membutuhkan pertolongan medis. Untung, pihak berwenang Pakistan telah memberikan beberapa kelonggaran bagi mereka yang membutuhkan pertolongan medis.
Salah satu warga Afghanistan, Hussain, mengaku sudah mendengar banyak orang pergi ke Pakistan. Ia pun mulai berpikir ke mana ia harus mengungsi.
"Saya tidak tahu. Haruskah saya pergi ke Tajikistan?" ujarnya kepada Reuters.
Tajikistan memang berjanji akan menerima 100 ribu pengungsi Afghanistan. Sementara itu, Uzbekistan berkomitmen untuk mengizinkan transit melalui wilayahnya bagi warga Amerika dan kemungkinan warga lainnya dari Afghanistan.
Pada Agustus lalu, PBB memperingatkan bahwa Afghanistan menjadi negara yang memiliki jumlah korban sipil tertinggi dalam satu tahun akibat konflik di negara itu. Mereka juga mendesak negara-negara tetangga untuk tetap membuka perbatasan.
Setelah Taliban berkuasa, situasi di Afghanistan kian tak menentu. Ekonomi di Afghanistan merosot. Banyak bank tutup, mata uang anjlok dan harga bahan bakar merangkak.
Warga Afghanistan pun ramai-ramai menarik uang untuk memastikan keuangan mereka aman jika harus kabur dari negara itu.
Karena kekhawatiran harus menampung pengungsi, negara-negara tetangga terus menyerukan agar dunia membantu Afghanistan.
Beban pengungsi akan lebih berat karena AS kini sudah menghentikan program evakuasi. Mereka berjanji akan berupaya untuk mengevakuasi warga yang masih ada di Afghanistan, tapi sampai sekarang belum ada bentuk konkretnya.
(isa/has)