Syarat Jerman ke Taliban untuk Buka Kembali Kedutaan
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa mereka akan membuka kembali kedutaan di Afghanistan bila Taliban memenuhi syarat yang ditetapkan.
Di antara syarat tersebut terkait hak asasi manusia dan persoalan keamanan.
"Kami menantikan pemerintahan yang inklusif (di Kabul), penghormatan terhadap hak asasi manusia dan perempuan yang fundamental, serta Afghanistan tidak boleh lagi menjadi tempat berkembang terorisme internasional," tutur Maas Kamis (2/9), dikutip Reuters.
"Jika persyaratan ini dipenuhi, dan situasi keamanan memungkinkan, kami siap melanjutkan kehadiran diplomatik di Kabul," katanya lagi.
Perlu diketahui, Uni Eropa dan sebagian negara Barat menutup kedutaan mereka di Afghanistan. Padahal, langkah itu mengurangi peluang negara-negara tersebut untuk memengaruhi pemerintahan Taliban yang baru.
Berbeda dengan China dan Rusia yang tertarik menjalin hubungan dengan Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban.
Sebelumnya, Maas bertemu dengan beberapa perwakilan negara Uni Eropa untuk membahas perkembangan pemerintahan Afghanistan yang sekarang. Mereka juga membicarakan pencegahan konflik agar tidak berkembang ke arah yang lebih luas.
"Ada realitas baru di Afghanistan, suka atau tidak suka," kata Maas.
"Kita tidak punya waktu untuk menyembuhkan luka kami. Jika UE ingin memainkan peran yang seharusnya dilakukan, kita harus bertindak sangat cepat menempatkan posisi bersama di Afghanistan."
Ketika pernah berkuasa sebelumnya, Taliban tidak melaksanakan persyaratan yang diberikan Jerman. Mereka melarang perempuan sekolah dan membatasi pekerjaan perempuan Afghanistan. Mereka juga melarang perempuan bepergian tanpa wali laki-laki.
Taliban juga sering melakukan pembunuhan dan kekerasan terhadap warga Afghanistan. Fawad Andarabi menjadi salah satu korban keganasan Taliban.
Fawad ialah seorang penyanyi folk di negara itu. Namun, Taliban yang melarang adanya musik membuat Fawad harus kehilangan nyawa.