Kematian di RI Akibat Covid Disebut 5 Kali Angka Resmi

CNN Indonesia
Senin, 06 Sep 2021 17:05 WIB
Kasus kematian di Indonesia akibat Covid-19 disebut 500 persen lebih dari angka resmi. ( ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus kematian akibat infeksi Covid-19 di Indonesia disebut lebih dari 500 persen atau lima kali lipat dari angka resmi versi pemerintah.

Menurut data pemerintah Indonesia, pada Minggu (5/9) total kematian akibat infeksi virus corona mencapai 135.861 jiwa.

Sedangkan menurut media independen, The Economist, estimasi angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia, sebanyak 280 ribu hingga 1,1 juta atau 500 persen dari angka resmi.

Tak hanya Indonesia, sejumlah negara juga mengalami perbedaan angka kematian versi pemerintah dan situs ini.

Seperti Amerika Serikat (AS) yang mencapai 900 persen, China 12 ribu persen, India 900 persen, dan Bangladesh 1.900 persen.

Data resmi AS kematian akibat Covid-19 mencapai 648.106, sementara angka kematian berlebih sebanyak 760 ribu hingga 840 ribu.

India, yang sempat dikritik lantaran menutupi data, mencatat angka kematian 440.533 dan estimasi angka kematian berlebih menyentuh 1,1 juta hingga 7,1 juta.

Adapun Bangladesh, melaporkan kematian akibat Covid-19 sebanyak 26.493, dan angka kematian berlebih mencapai 140 ribu hingga 620 ribu.

Sejumlah negara yang estimasi angkanya di bawah 100 persen, diantaranya Brasil 90 persen, Bulgaria 90 persen, Ceko 10 persen, Inggris 30 persen.

Perkiraan itu merupakan kumpulan data yang dihimpun untuk masing-masing negara. Perbedaan antara negara dalam skala dan frekuensi pengujian Covid-19, bersamaan dengan tingkat keparahan pandemi, menentukan jumlah kematian resmi kemungkinan sangat besar.

Data kematian berlebih sangat penting untuk membuat perbandingan antar negara secara seimbang, tulis The Economist.

Menurut laporan situs itu, banyak orang yang meninggal saat terinfeksi SARS-CoV-2 tidak pernah dites, dan tak masuk angka resmi.

Sebaliknya, kematian beberapa orang dikaitkan dengan Covid padahal memiliki penyakit lain yang mungkin telah menyebabkan mereka meninggal dalam jangka waktu yang sama.

Oleh karena itu, The Economist melakukan pendekatan untuk menghitung kematian akibat Covid-19. Metode standar yang digunakan untuk melacak perubahan kematian total adalah kematian berlebih atau exceeds death toll.

Angka tersebut merupakan kesenjangan jumlah orang yang meninggal di wilayah tertentu selama periode waktu tertentu, apapun penyebabnya, dan berapa banyak kematian yang diperkirakan jika keadaan seperti bencana alam atau wabah tak terjadi.

Meski jumlah kematian Covid-19 hari ini mencapai 4,6 juta, namun menurut perkiraan The Economist, jumlah korban sebenarnya sebanyak 15,2 juta.

"Kami menemukan bahwa ada 95 persen kemungkinan nilai kebenaran terletak antara 9,4 juta dan 18,2 juta kematian tambahan," tulisnya.

Data itu masih dalam perhitungan kasar, karena menurut uraian media itu, menghitung seluruh kematian di dunia itu rumit. Termasuk data statistik yang dirilis unit sub nasional seperti provinsi atau kota. Dari 156 negara mereka hanya mendapat 84 negara.

Studi di Israel soal angka kematian akibat Covid-19, baca di halaman selanjutnya...

Studi di Israel soal Angka Kematian Akibat Covid-19


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :