Taliban Lepas Tembakan ke Udara Bubarkan Demo di Kabul
Milisi Taliban melontarkan rentetan tembakan ke udara demi membubarkan ratusan pengunjuk rasa di Kabul yang menentang kepemimpinan rezim kelompok tersebut di Afghanistan, Selasa (7/9).
Ratusan orang meneriakkan slogan 'Hidup Perlawanan' dan 'Mati lah Pakistan' di jalanan di ibu kota itu.
"Pemerintah Islam (Taliban) menembaki masyarakat kami yang tidak bersalah," kata seorang wanita yang ikut berdemo.
Wanita itu ikut panik di tengah suara rentetan tembakan yang terdengar dalam sebuah video yang diunggah di Twitter oleh kantor berita Asvaka.
"Orang-orang ini (Taliban) sangat tidak adil, dan mereka sama sekali bukan manusia," papar perempuan itu menambahkan seperti dikutip Reuters.
Demonstrasi menentang rezim Taliban berlangsung di Kabul dalam beberapa hari terakhir. Setidaknya ada tiga demonstrasi yang berlangsung secara terpisah di beberapa sudut Kota Kabul.
Sebagian pedemo merupakan kaum perempuan Afghanistan yang kerap menjadi target kekangan Taliban.
"Perempuan Afghanistan ingin negara mereka bebas, terbuka. Mereka ingin negara mereka bangkit. Kami lelah," kata seorang perempuan yang berdemo di depan kedutaan besar Pakistan di Kabul, Sarah Fahim, kepada AFP.
"Kami ingin semua masyarakat Afghanistan hidup normal. Harus sampaikan kah kami hidup dalam situasi seperti ini?" ucap perempuan berusia 25 tahun itu menambahkan.
Kerumunan pengunjuk rasa mengangkat spanduk dan meneriakkan rasa frustasi mereka terhadap keamanan di rezim Taliban.
Walaupun Taliban berjanji menjaga keamanan, penegakkan hak asasi manusia, dan hak perempuan, masih banyak masyarakat takut bahwa itu hanya janji manis belaka sebagai upaya kelompok itu menarik pengakuan internasional.
Para pedemo juga memprotes dugaan campur tangan Pakistan yang secara historis memiliki hubungan dekat dengan kepemimpinan Taliban.
Pakistan, salah satu dari hanya tiga negara yang mengaku rezim Taliban saat berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001 silam.
"Kami ingin Afghanistan bebas, kami ingin kebebasan," kata pedemo perempuan lainnya, Zahra Mohammadi, yang juga merupakan seorang dokter.
Selain di Kabul, demonstrasi juga berlangsung di kota-kota kecil dalam beberapa hari terakhir seperti Herat dan Mazar-i-Sharif.
Sebagian besar pedemo menuntut kaum perempuan lebih dilibatkan dalam pemerintahan baru Afghanistan di tangan Taliban.
(pwn/rds)