Sistem kesehatan India terus bebenah demi mempersiapkan menghadapi kemungkinan gelombang ketiga infeksi Covid-19 yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan September sampai Oktober mendatang.
Ancaman gelombang ketiga Covid-19 muncul setelah India mendeteksi kenaikan infeksi virus corona signifikan hingga rerata 40 ribu kasus per hari sekitar akhir Agustus setelah festival panen berlangsung dua pekan sebelumnya.
Kenaikan kasus positif Covid-19 di India dalam beberapa waktu terakhir membuat negara pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi ini melakukan berbagai persiapan, salah satunya memasok oksigen sebanyak 15 ribu ton per hari ke setiap rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun permintaan oksigen medis saat ini jauh berkurang dibandingkan ketika gelombang kedua Covid-19 terjadi sekitar April lalu, berbagai produsen bersama pemerintah terus mempersiapkan skenario terburuk demi menghindari malapetaka virus corona terulang.
Pemerintah India juga telah menambah kapasitas tempat tidur pasien di berbagai fasilitas kesehatan di seluruh negeri.
ketika gelombang kedua infeksi Covid-19 menyerang, India menghadapi berbagai masalah, mulai dari kekurangan pasokan oksigen hingga kremasi jasad yang tak kunjung selesai.
Itulah yang kemudian pemerintah India dan rumah sakit berjaga-jaga memasok segala kebutuhan alat pengobatan Covid-19 di tengah ancaman gelombang ketiga penularan virus serupa SARS itu.
Sebagai contoh, Rumah Sakit Ganga Ram di New Delhi meningkatkan kapasitas penyimpanan oksigen hingga 50 persen. Mereka juga memasang pipa sepanjang satu kilometer yang dapat menyalurkan oksigen langsung ke ICU COVID, pun juga memasang peralatan untuk menjaga aliran oksigen tetap tinggi.
"Mengingat kemungkinan munculnya mutasi virus corona, dengan tingkat penularan dan kekebalan yang lebih tinggi, rumah sakit terus mempersiapkan yang terburuk," kata Direktur Rumah Sakit Ganga Ram Satendra Katoch seperti dikutip Reuters.
Sejumlah negara bagian India, salah satunya Madhya Pradesh, juga memasok obat anti-virus seperti Remdesivir.
Rumah sakit juga turut mempersiapkan bangsal khusus anak, mengingat banyak anak-anak yang belum menerima vaksin rentan tertular Covid-19.
Sejumlah pakar kesehatan menilai gelombang ketiga Covid-19 akan lebih mudah dilalui dibandingkan gelombang sebelumnya.
Sebab, sejauh ini, dua pertiga penduduk India telah memiliki antibodi setelah terinfeksi Covid-19. Sementara itu, 57 persen orang dewasa di India juga sudah divaksin dosis pertama.
"Jumlah orang yang rentan akan berkurang sekarang, karena banyak orang telah terinfeksi atau divaksinasi," kata Ahli Epidemiologi India K. Srinath Reddy.
"Bahkan jika infeksi ulang atau infeksi besar terjadi, mereka cenderung ringan dan sebagian besar dapat dirawat di rumah," paparnya menambahkan seperti dikutip Reuters.
Pernyataan ini didukung dengan salah satu peristiwa yang terjadi di Kerala. Walaupun angka positif Covid-19 di wilayah itu tinggi, tetapi tingkat fatalitas akibat virus ini menurun.
Lihat Juga : |
Ahli Epidemiologi Chandrakant Lahariya mengatakan data dan tren kasus Covid-19 di India saat ini cukup menenangkan.
"Dengan bukti yang muncul bahwa individu dengan infeksi masa lalu, (ataupun mendapatkan) dosis tunggal dapat memberikan tingkat antibodi yang jauh lebih besar daripada orang yang tidak pernah terinfeksi ataupun menerima kedua suntikan vaksin, itu menenangkan untuk India," kata Lahariya.
Sejak awal September, rata-rata jumlah infeksi Covid-19 di negara itu kembali naik mencapai lebih dari 30 ribu kasus setiap hari.
Pada akhir Agustus lalu, kasus Covid-19 di India kembali melonjak hingga 40 ribu kasus, terutama setelah warga di Kerala merayakan festival panen tradisional dua pekan sebelumnya.
Sejumlah analisis kasus dan data tes Covid-19 mengindikasikan kelonggaran aturan selama festival itu menjadi penyebab lonjakan corona di Kerala.
Media lokal mengabarkan bahwa saat ini pemerintah mulai khawatir kasus Covid-19 dari Kerala dapat menyebar ke daerah-daerah sekitarnya dan memicu gelombang ketiga pandemi di negara itu.