Setidaknya dua orang tewas akibat luka tembak dan delapan lainnya luka-luka dalam aksi protes menentang Taliban dan menuntut keterlibatan perempuan di pemerintahan, di Herat, Afghanistan Selasa (7/9).
Dokter yang menangani korban mengatakan mayat-mayat tersebut dibawa ke rumah sakit pusat kota Herat, dari lokasi protes.
"Mereka mengalami luka tembak," kata dokter itu kepada AFP, Selasa (7/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, aksi protes terjadi di beberapa wilayah Afghanistan termasuk Herat, Kabul, dan Mazar-i-Sharif.
Di Herat, ratusan demonstran berkumpul membentangkan spanduk dan mengibarkan bendera Afghanistan. Beberapa orang memekikkan slogan, "kebebasan."
Sebagian besar peserta aksi menuntut agar perempuan terlibat dalam pemerintahan baru Afghanistan, yang kini dikuasai Taliban.
Di Kabul, ratusan orang meneriakkan slogan, "Hidup Perlawanan" dan "Mati lah Pakistan" di jalan-jalan kota Kabul.
Taliban kemudian melepas tembakan ke udara untuk membubarkan massa.
"Pemerintah Islam (Taliban) menembaki masyarakat kami yang tak bersalah," kata salah satu pedemo perempuan.
Selama Taliban mengambilalih kekuasaan pada 15 Agustus lalu, terjadi beberapa kali demonstrasi di sejumlah wilayah Afghanistan.
Mereka menentang Taliban, karena saat memimpin di era 1996-2001 kelompok itu dianggap otoriter dan tak menghargai hak-hak perempuan.
Pada Selasa (7/9) kemarin, Taliban mengumumkan pemerintahan sementara yang baru di Afghanistan. Sejumlah anggota senior telah ditunjuk untuk menempati posisi strategis.
Seperti Mohammad Hassan Akhund sebagia perdana menteri sementara. Kemudian wakilnya, Mullah Abdul Ghani Barradar.
Adapun untuk menteri dalam negeri diduduki oleh Sirajuddin Haqqani. Sejauh ini belum ada nama perempuan yang turut menjabat di posisi yang krusial dalam pemerintahan.
(isa/bac)