Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) cemas dengan hak yang dimiliki perempuan dalam pemerintahan baru Afghanistan yang dibentuk Taliban. Terlebih, belum ada anggota kabinet dalam pemerintahan baru dari kalangan perempuan.
Mengutip AFP, perwakilan PBB Alison Davidian mengatakan Taliban telah menyia-nyiakan kesempatan penting untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa mereka menghormati hak-hak perempuan, salah satunya dalam politik.
"Dengan pengumuman (kabinet) kemarin, Taliban kehilangan kesempatan penting untuk menunjukkan pada dunia bahwa mereka benar-benar berkomitmen membangun masyarakat yang inklusif dan sejahtera," tutur Davidian mengutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Davidian khawatir perempuan di Afghanistan benar-benar terkungkung selama Taliban memimpin pemerintahan. Dia mengaku sejauh ini mendapat banyak laporan akan hal itu.
Mulai dari pelarangan keluar rumah tanpa pasangan atau anggota keluarga laki-laki, hingga pemberhentian dari pekerjaannya. Davidian cemas itu bakal terus terjadi. Tinggal bagaimana Taliban membuktikan itu.
"Sekarang adalah waktunya bagi Taliban untuk menunjukkan bahwa mereka memerintah untuk semua warga Afghanistan.
Sebelumnya, Taliban telah mengumumkan beberapa anggota kabinet baru usai menggulingkan Presiden Ashraf Ghani. Petinggi pemerintahan masih diisi oleh tokoh-tokoh penting Taliban.
Mengutip Associated Press, dari 33 anggota kabinet sementara yang sejauh ini telah diumumkan, seluruhnya merupakan petinggi veteran yang pernah memerintah di rezim Taliban pada 1996-2001. Bahkan tanpa keterwakilan perempuan.