Korea Utara disebut menggelar parade militer di Pyongyang, untuk menandai ulang tahun yang ke-73 negara itu, pada Kamis (9/9) dini hari waktu setempat. Dalam parade militer itu, kabarnya tak ada alat utama sistem pertahanan (alutsista) atau senjata baru yang dipamerkan Korut.
Kantor agensi berita Korea Selatan, Yonhap, mengatakan ada tanda-tanda parade militer berlangsung lewat tengah malam.
"Parade militer angkatan bersenjata sipil dan keamanan digelar di alun-alun Kim Il-sung di Pyongyang untuk menandai peringatan 73 tahun berdirinya republik itu," terang media pemerintah Korut, KCNA, yang dikutip Yonhap Agency.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan Yonhap, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, juga tampak hadir di perayaan itu. Namun, perayaan kali disebut tak diiringi rudal balistik.
"Saat musik penyambutan dinyalakan pada tengah malam, pada hari Kamis, Kamerad Kim Jong-un naik ke podium," katanya.
Alih-alih Kim yang memberi sambutan, justru Sekretaris Partai Komunis, Ri Il-hwan. yang menyampaikan pidato. Ia berbicara soal pemerintah yang akan dengan tegas membela martabat dan kepentingan rakyatnya.
"Dan (kami) menyelesaikan segala sesuatu dengan cara kami sendiri, dengan upaya kami sendiri berdasarkan prinsip kemandirian dan pengembangan diri dalam kondisi apapun," katanya.
Pawai itu sebagian besar dipimpin oleh Pengawal Merah Pekerja Petani (WPRG).
Lihat Juga : |
WPRG merupakan organisasi pertahanan sipil di Korea Utara yang memiliki anggota sekitar 5,7 juta pekerja dan petani.
Parade tersebut diawasi ketat oleh Korea Selatan dan negara lainnya. Mereka khawatir Korea Utara memamerkan sistem senjata mutakhir, seperti rudal balistik.
Sementara itu, militer Korea Selatan mengaku masih mengamati soal parade tersebut.
"Militer (Korea Selatan) sedang menganalisis tanda-tanda itu," salah satu sumber militer Korsel kepada Yonhap, dikutip AFP.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga tak segera menanggapi saat dihubungi AFP mengenai hal tersebut.
Sebelumnya, salah satu sumber Korsel mengatakan pawai tampaknya dilakukan dalam skala yang lebih kecil, dibanding saat Januari lalu dan pada Oktober tahun 2020.
"Sepertinya berlangsung sekitar satu jam dan melibatkan lebih sedikit pasukan dan peralatan. Saya pikir parade itu terutama untuk penonton domestik," tambahnya.
Pada parade militer Januari lalu, Korut memamerkan rudal balistik barunya yang diluncurkan dari kapal selam.
Pada Agustus lalu, Badan Atom PBB (IAEA) mengatakan Korut telah memulai reaktor pemrosesan ulang penghasil plutonium di Yangbyon. Mereka menyebut perkembangan itu sangat meresahkan.
Diketahui, Pyongyang menghadapi serangkaian sanksi internasional atas senjata nuklir dan program balistiknya yang sudah dilarang.
Pada saat yang sama, Korea Utara juga berada di bawah blokade virus corona. Pemerintah sengaja menutup perbatasan untuk melindungi negara dari ancaman Covid-19.