Menghitung Kerugian AS Buru Dalang Teror 9/11 di Afghanistan

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Sep 2021 12:52 WIB
Serangan teror 11 September 2001 menjadi titik awal invasi AS ke Afghanistan yang menjadi perang terpanjang dalam sejarah Amerika.
Osama Bin Laden sebelum dieksekusi mati AS. (Foto: dok. United States Attorney)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setelah menduduki Afghanistan selama dua dekade, Amerika Serikat dan sekutu resmi menarik seluruh pasukannya dari negara Asia Selatan itu pada 30 Agustus lalu.

Perang terpanjang yang pernah AS jalani itu dipicu oleh serangan teror 11 September 2001, yang menewaskan hampir 3.000 orang dan menjadi serangan paling mematikan di Amerika selama dua abad terakhir.

Presiden AS saat itu, George W Bush, ingin memburu Al-Qaeda dan pemimpinnya, Osama bin Laden, otak di balik serangan 9/11. Bin Laden dan anggotanya bersembunyi di Afghanistan yang tengah dikuasai rezim Taliban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bush pun memutuskan menginvasi Afghanistan sebulan setelah teror 11 September terjadi lantaran Taliban ogah menyerahkan Bin Laden dan anggota Al-Qaeda lainnya.

Bin Laden pada akhirnya ditemukan dan dibunuh pasukan AS di Pakistan 10 tahun kemudian, tepatnya 1 Mei 2011. Setelah pemimpin Al-Qaeda itu ditaklukkan, Negeri Paman Sam masih melanjutkan invasinya di Afghanistan hingga akhir bulan lalu.

Namun, di akhir operasi militer AS selama 20 tahun, Afghanistan malah jatuh kembali ke tangan Taliban, kelompok milisi yang dianggap Washington sebagai teroris.

Meski dikritik banyak negara, Presiden AS Joe Biden tetap memantapkan rencana pemerintahan pendahulunya, Presiden Donald Trump, untuk menarik pasukan dari Afghanistan.

"Setelah 20 tahun perang di Afghanistan, saya menolak mengirimkan generasi pemuda AS lainnya untuk bertempur yang seharusnya kita akhiri sejak lama," kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.

"Setelah lebih dari US$2 triliun uang dihabiskan untuk Afghanistan, biaya yang diperkirakan para peneliti Brown University itu berarti memakan US$300 juta sehari selama 20 tahun di Afghanistan. Ya rakyat Amerika harus mendengar ini, US$300 juta dalam sehari selama dua dekade," paparnya menambahkan.

In this image released by the White House and digitally altered by the source to diffuse the paper in front of Secretary of State Hillary Rodham Clinton, President Barack Obama and Vice President Joe Biden, along with with members of the national security team, receive an update on the mission against Osama bin Laden in the Situation Room of the White House, Sunday, May 1, 2011, in Washington. (Pete Souza/The White House via AP)Presiden AS Barack Obama dan wakilnya, Joe Biden, saat menyaksikan operasi pembunuhan Osama Bin Laden dari Situation Room, Gedung Putih, pada Mei 2011. (AP/Pete Souza)

Mengutip Costs of War Project melalui Associated Press, AS diperkirakan telah menghabiskan total US$2,26 triliun untuk berbagai pengeluaran yang memusingkan dan tak kena sasaran untuk Afghanistan.

Laporan terbaru Kementerian Pertahanan AS mengatakan biaya perang mencapai US$815,7 miliar selama dua puluh tahun. Itu mencakup biaya operasi militer mulai dari bahan bakar, makanan, hingga operasional kendaraan lapis baja Humvee, senjata dan amunisi, tank, hingga kapal induk dan serangan udara.

Sementara itu, berdasarkan data Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR), Washington telah menggelontorkan lebih dari US$143 miliar sejak 2001.

Dari jumlah itu, sebanyak US$88 miliar digunakan untuk pelatihan, perlengkapan, gaji personel AS, hingga gaji pasukan militer dan pasukan Afghanistan. Sebanyak US$36 miliar lainnya dihabiskan untuk proyek-proyek rekonstruksi, pendidikan, dan infrastruktur seperti bendungan dan jalan raya.

Sementara itu, sebanyak US$4,1 miliar lainnya telah digunakan untuk bantuan kemanusiaan bagi pengungsi dan bencana. AS juga menggelontorkan US9 miliar untuk memberantas perdagangan gelap heroin di Afghanistan yang menjadi ladang opium terbesar.

Uang sebanyak itu pun tak hanya berasal dari kantor AS sendiri. Negeri Paman Sam juga berhutang miliaran dolar untuk membiayai perang dan pembangunan di Afghanistan.

Sejauh ini, AS dikabarkan telah membayar bunga hutang sebesar US$530 miliar terkait Afghanistan. AS juga telah membayar sekitar US$296 miliar untuk perawatan medis dan santunan bagi para veteran personel militer yang ditugaskan di Afghanistan.

Kebobrokan dan korupsi di Afghanistan baca di halaman berikutnya...



Korupsi, Salah Urus Pemerintah, Hingga Nyawa Jadi Taruhan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER