Israel menangkap setidaknya enam anggota keluarga para narapidana Palestina yang kabur dari penjara Gilboa pada Senin (6/9) lalu.
Lembaga swadaya masyarakat Palestinian Prisoners' Club melaporkan bahwa Israel menangkap dua saudara Mahmud Ardah, tahanan yang diduga menjadi otak pelarian.
Tentara juga menahan empat orang lainnya. Mereka yakni anggota keluarga Nidal Ardah, dua saudara dari buronan lain, dan ayah dari Munadal Infeiat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga tahanan yang kabur itu diduga merupakan anggota kelompok bersenjata, Jihad Islam.
Juru bicara Palestinian Prisoners' Club, Amani Sarahneh, mengatakan ada kemungkinan lebih banyak orang yang ditangkap. Sementara itu, beberapa orang lain juga diduga ditangkap, tapi sudah dibebaskan.
"Beberapa penangkapan dilakukan dalam semalam," katanya kepada AFP, Kamis (9/9), tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Perintah penangkapan yang dilakukan Israel dianggap sebagai bentuk pengalihan agar rincian investigasi tak menyebar luas. Penangkapan ini juga diduga agar para tahanan tak berulah di dalam pelarian.
"Menahan seseorang untuk mencegah orang lain adalah taktik gaya mafia," kata Direktur Human Rights Watch untuk Israel dan Palestina, Omar Shakir, melalui akun Twitter miliknya.
Penangkapan ini terjadi setelah enam warga Palestina melarikan diri dari penjara Israel dengan menggali terowongan bawah tanah menggunakan sendok karat.
Usai kabar pelarian itu beredar luas, banyak orang di Jalur Gaza dan Jenin merayakan keberhasilan mereka.
Menurut laporan media, keenam napi tersebut merupakan teman satu sel di Penjara Gilboa, utara Israel.
Penjara Gilboa terletak empat kilometer dari perbatasan Tepi Barat. Gilboa merupakan penjara yang memiliki keamanan ketat di Israel.
Selama ini, penjara itu kerap menampung narapidana Palestina yang divonis bersalah atas kejahatan kriminal atau diduga melakukan penyerangan anti-Israel.
(isa/has)