20 Tahun Serangan 11 September dan Invasi AS di Afghanistan
Dua puluh tahun serangan teror 11 September terjadi, Amerika Serikat harus menelan pil pahit kenyataan lantaran Afghanistan kembali pada cengkeraman Taliban.
Sabtu (11/9) akan menandai peringatan 20 tahun serangan teror paling mematikan di tanah 'Paman Sam'. Teror yang menerjang tiga lokasi di AS itu menewaskan hampir 3.000 orang.
Peringatan dua dekade teror 9/11 berlangsung hampir dua pekan setelah Amerika Serikat, yang dibantu sekutunya, resmi mengakhiri invasi ke Afghanistan pada akhir Agustus lalu.
Nahasnya, akhir pendudukan AS selama dua dekade di Afghanistan justru membuat negara Asia Selatan jatuh lagi ke tangan Taliban, yang selama ini mati-matian dicegah Negeri Paman Sam.
Perangi Terorisme
Sepekan setelah teror 11 September terjadi, presiden AS saat itu, George W Bush, mengumandangkan perang global terhadap terorisme. Ia bertekad menggunakan seluruh sumber daya AS untuk menumpas terorisme global.
Di pekan yang sama, Bush dan Kongres AS juga menyetujui resolusi bersama terkait Otorisasi Penggunaan Kekuatan Militer (AUMF) yang langsung berlaku sebagai hukum pada 18 September 2001 sampai sekarang.
AUMF memberikan presiden wewenang mengerahkan militer AS dan segala kekuatan terhadap mereka yang dinilai "merencanakan, mengizinkan, melakukan, dan membantu" serangan teror 11 September.
Sebulan usai serangan 11 September, Bush pun memutuskan menginvasi Afghanistan, sebuah langkah yang didukung habis-habisan oleh kebanyakan warga Amerika saat itu.
Tujuan awal invasi AS ke Afghanistan adalah memburu Al-Qaeda, dan pemimpinnya, Osama bin Laden, sebagai dalang utama serangan teror 11 September 2001.
Saat itu, Afghanistan tengah berada di bawah rezim Taliban, yang memiliki kedekatan dengan Al-Qaeda.
Sebelumnya, Bush menuntut rezim Taliban menyerahkan anggota Al-Qaeda termasuk Bin Laden yang bersembunyi di Afghanistan.
"Pilihannya hanya antara Anda bersama kami, atau Anda bersama teroris," kata Bush mengultimatum rezim Taliban dan seluruh negara di dunia dalam pidatonya pada September 2001 lalu.
Namun, Taliban menolak. Bush pun naik pitam dan pada Oktober 2001 ia memutuskan AS menginvasi Afghanistan, sebulan setelah teror 9/11 terjadi dengan dalih perang global melawan terorisme.
Invasi AS ke Afghanistan nyatanya berjalan jauh lebih rumit dari tujuan awal Bush, memburu Osama bin Laden. Alih-alih menangkap Osama bin Laden, militer AS di Afghanistan justru terdistraksi dengan pertempuran mereka melawan pasukan Taliban yang saat itu berkuasa.
Dikutip Council on Foreign Relations, Bin Laden pun sempat kabur ke Pakistan menghindari pertempuan AS melawan milisi Al-Qaeda dan Taliban di Afghanistan.
AS pun dibantu milisi Afghanistan, Northern Alliance, memberangus Taliban dan Al-Qaeda. Alih-alih membunuh Bin Laden, AS malah berhasil menggulingkan Taliban dari pemerintahan Afghanistan hanya dalam dua bulan setelah invasinya ke negara itu.
Sambil memburu Osama bin Laden, AS membantu Afghanistan membentuk pemerintahan baru dan pembangunan di negara itu.
Di saat bersamaan, perlawanan Taliban terhadap pendudukan AS dan sekutu di Afghanistan terus berlanjut. Kelompok tersebut tak jarang meluncurkan bom bunuh diri dan serangan lainnya terhadap pasukan pemerintah Afghanistan dan Barat.
Operasi perburuan dan pembunuhan Osama bin Laden baca di halaman berikutnya...