Di Bawah Kekuasaan Taliban, Sejumlah Wanita Kembali Bekerja

CNN Indonesia
Minggu, 12 Sep 2021 17:19 WIB
Beberapa perempuan Afghanistan mulai kembali bekerja setelah kurang dari sebulan Taliban masuk ke Kabul.
Ilustrasi. Beberapa perempuan Afghanistan mulai kembali bekerja setelah kurang dari sebulan Taliban masuk ke Kabul. (REUTERS/PARWIZ)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa perempuan mulai kembali bekerja setelah kurang dari sebulan Taliban masuk ke Kabul, ibu kota Afghanistan.

Salah satunya adalah Rabia Jamal, pekerja di bandara yang sempat tak beroperasi setelah tentara AS dan sekutu resmi hengkang dari Afghanistan pada akhir Agustus 2021.

Rabia Jamal memberanikan diri untuk kembali bekerja meski Taliban menyatakan perempuan harus tinggal di rumah demi keamanan mereka sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya butuh uang untuk menghidupi keluarga saya. Saya merasakan ketegangan di rumah. Saya merasa sangat tidak enak, tapi sekarang merasa lebih baik," ucap Rabia Jamal seperti dilansir AFP, Minggu (12/9).

Sebelumnya, lebih dari 80 perempuan bekerja di bandara sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban. Kini, hanya sekitar 12 perempuan yang kembali bekerja di sana.

Tak hanya itu, 12 orang tersebut menjadi bagian dari sedikit perempuan yang diizinkan kembali bekerja di Kabul. Taliban menyatakan, sebagian besar tidak akan kembali ke pekerjaannya hingga pemberitahuan lebih lanjut.



Selain Rabia, sang adik yang bernama Qudsiya Jamal juga bisa kembali bekerja. Keputusan itu diambil dengan rasa takut. Keluarga bahkan sempat memintanya untuk tidak kembali bekerja.

"Keluarga mengkhawatirkan saya. Mereka minta saya untuk tidak kembali. Tapi saya senang sekarang, sejauh ini tidak ada masalah," kata Qudisya Jamal.

Hak-hak perempuan di Afghanistan sangat dibatasi di bawah pemerintahan Taliban pada 1996-2001. Namun, sejak kembali berkuasa, kelompok itu mengklaim tidak akan terlalu membatasi hak-hak perempuan secara ekstrem.

Perempuan diizinkan berkuliah asalkan kelas dibagi berdasarkan jenis kelamin atau setidaknya dipisahkan tirai. Perempuan juga harus mengenakan abaya, jubah yang menutupi semua dan cadar niqab untuk menutupi wajah.

Ketika Taliban berkuasa 30 tahun lalu, perempuan tidak secara resmi dilarang untuk bekerja. Namun, dalam praktiknya, Taliban kerap mempersulit kaum perempuan untuk mengakses sebagian besar pekerjaan dengan dalih menuruti syariat Islam.

Kembali berkuasanya Taliban juga dikhawatirkan akan mempersempit ruang berkreasi di industri musik.

Sejak penyanyi folk, Fawad Andarabi tewas di tangan Taliban, sejumlah musisi perempuan semakin takut akan keamanan dan masa depan karier mereka.

Sebelumnya, Taliban juga melarang perempuan berolahraga. Olahraga dinilai tidak sesuai dengan syariat Islam yang mereka yakini.

(chri/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER