Jakarta, CNN Indonesia --
Sebelum Taliban berkuasa, mereka mengumbar janji bahwa pemerintahannya kali akan menghargai hak asasi manusia dan hak perempuan. Namun, hal itu tak tercermin dalam kabinetnya saat ini yang semuanya diisi oleh pria.
Mengutip AFP, perwakilan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Alison Davidian mengatakan Taliban telah menyia-nyiakan kesempatan penting untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa mereka menghormati hak-hak perempuan, salah satunya dalam politik.
Berikut sejumlah sikap dan tindakan Taliban yang dinilai menampik keberadaan dan peran perempuan Afghanistan:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Perempuan Dilarang Olahraga
Wakil Kepala Komisi Budaya Taliban, Ahmadullah Wasiq, mengatakan olah raga dianggap tidak pantas dan tidak perlu bagi kaum perempuan Afghanistan.
Taliban juga menilai perempuan yang berolahraga tidak sesuai dengan syariat Islam yang mereka anut. Selain itu, mereka khawatir tubuh perempuan akan terekspos ketika melakukan olah raga.
"Saya tidak berpikir perempuan akan diizinkan bermain kriket lagi. Sebab, itu bukan hal yang penting bagi perempuan untuk bermain kriket," kata Wasiq dalam wawancara khusus dengan media Australia, SBS, Rabu (8/9).
2. Perempuan Dicambuk Waktu Demo
Sejumlah milisi Taliban dilaporkan mencambuk para demonstran perempuan yang menyuarakan protes mereka atas susunan kabinet yang dibuatnya.
Kabinet Taliban sendiri dipenuhi oleh pria ber-etnis Pashtun. Salah satu perempuan peserta demonstrasi itu mengatakan kepada CNN bahwa Taliban menggunakan cambuk hingga tongkat untuk membubarkan massa yang berkumpul di Kabul pada Rabu (8/9).
"Kami berkumpul di sini untuk memprotes pengumuman pemerintahan di mana tak ada perwakilan perempuan di dalam pemerintahan itu," ujar demonstran itu.
Baca tiga sikap Taliban lainnya terhadap kaum perempuan di halaman berikutnya...
3. Petinggi Taliban Nilai Perempuan Tak Perlu Ada di Pemerintahan
Taliban menegaskan perempuan Afghanistan tidak bisa terlibat dalam urusan pemerintahan, seperti menjabat sebagai menteri. Salah satu juru bicara Taliban, Syed Zekrullah Hashmi, menilai perempuan tidak perlu ada dalam kabinet pemerintahan Afghanistan.
"Perempuan tidak bisa bekerja memimpin kementerian. Itu seperti Anda menaruh sesuatu yang tidak sanggup mereka pikul di leher mereka," kata Hasmi dalam sebuah wawancara dengan TOLO News, seperti dikutip Associated Press.
4. Perempuan Dilarang Berbaur Belajar dengan Lelaki
Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, Abdul Baqi Haqqani menuturkan ada beberapa syarat yang harus dilakukan perempuan sebelum bisa meneruskan pendidikan mereka yakni wajib menggunakan pakaian Islami seperti hijab hingga ruang kelas akan dipisah dengan kaum laki-laki.
"Kami juga tidak akan mengizinkan laki-laki dan perempuan belajar bersama. Kami tidak akan mengizinkan pelaksanaan belajar bersama (antara perempuan-laki-laki)," kata Haqqani pada Minggu (13/9).
5. Komentar Diskriminatif Jubir Taliban terhadap Perempuan
Juru bicara Taliban, Syed Zekrullah Hashmi pernah menyampaikan komentar yang bernada diskriminatif terhadap peran perempuan.
Ia menyebut bahwa tugas perempuan Afghanistan adalah melahirkan dan membesarkan anak.
Hasmi berpendapat, perempuan Afghanistan adalah orang-orang yang akan melahirkan dan mendidik generasi selanjutnya. Pernyataan ini secara tidak langsung membatasi peran perempuan Afghanistan dalam politik dan edukasi.
"Perempuan Afghanistan adalah mereka yang melahirkan generasi Afghanistan, mendidik mereka, mendidik etika Islam pada mereka," kata Hasmi saat ditanya presenter soal tanggapan Taliban terkait peran perempuan dalam pemerintahan.